SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Solopos.com, KARANGANYAR -- Badan Pusat Statistik (BPS) Karanganyar melakukan survei dampak Covid-19 bagi warga di Kabupaten Karanganyar.

Survei tersebut dilakukan terhadap ratusan sampel atau responden. Responden survei ini dibagi dua kategori yang meliputi rumah tangga dan pelaku usaha.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala BPS Karanganyar, Dewi Tri Rahayu, mengatakan pihaknya sudah melakukan survei dampak Covid-19 terhadap masyarakat melalui sistem daring. Link pengisian survei disebarkan melalui layanan perpesanan kepada masyarakat melalui sistem broadcast.

Konsumsi Listrik Industri di Soloraya Membaik, Pertanda Ekonomi Pulih?

Menurut dia, survei bagi rumah tangga sudah selesai dilakukan. “Kami saat ini masih melanjutkan survei di masyarakat untuk kategori pelaku usaha meliputi dampaknya seperti apa dengan cara kuisioner online,” kata dia kepada Solopos.com, Senin (20/7/2020).

Salah satu pertanyaan dalam survei itu adalah apakah Covid-19 berdampak terhadap turunnya penghasilan. “Bagaimana penghasilannya lalu perkembangannya seperti apa. Saat ini yang masih berlangsung yang kategori itu [survei terhadap pelaku usaha] sampai tanggal 26 [Juli 2020] nanti,” ujar dia.

Alhamdulillah, 34 Santri dan Ustaz Pondok Gontor Ponorogo Sembuh

Sampel Sudah Memenuhi Standar Minimal Statistik

Dewi menjelaskan dari 906.000 lebih total populasi penduduk di Karanganyar dan 399.500 keluarga di Karanganyar, pihaknya berhasil mendapatkan 506 sampel data responden. Sampel itu berasal dari kuisioner yang disebarkan untuk kategori dampak Covid-19 bagi rumah tangga.

Angka tersebut, menurutnya, sudah mencapai standar minimal untuk mewakili penduduk di Karanganyar dalam perhitungan statistik. Sedangkan, untuk pelaku usaha survei masih berjalan dan baru mendapatkan 66 responden.

10 Berita Terpopuler: Pendaki Terperosok ke Kawah Candradimuka Lawu Dievakuasi

“Kalau survei kan ada minimal sampel yang dibutuhkan untuk mewakili. [Sebanyak] 506 itu sangat minimal sekali tapi sudah cukup untuk mewakili. Sedangkan yang pelaku usaha itu dari Pemprov Jateng, kami dapat 66 responden dan sudah mencapai batas minimal. Tapi lebih banyak responden lebih baik,” imbuh dia.

Menurutnya, beberapa acuan data sudah termasuk dalam survei keluarga yang dibagikan tersebut. Beberapa di antaranya dampak ekonomi keluarga dan permasalahan kebijakan pendidikan yang dirasakan oleh keluarga.

“Dalam survei keluarga itu, kami tidak hanya satu permasalahan saja yang ditanyakan. Ada beberapa contohnya pendidikan apakah sistem daring dirasa bermanfaat dan efektif untuk masyarakat. Lalu untuk dampak ekonomi, apakah keluarga itu di-PHK atau dirumahkan, lalu beralih profesi seperti apa,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya