SOLOPOS.COM - Para pimpinan daerah di Sragen melakukan transaksi elektronik saat berbelanja di usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan menggunakan QRIS milik Bank Indonesia dalam Festival Akselerasi Digitalisasi Kabupaten Sragen di Alun-alun Sragen, Jumat (27/5/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) Kabupaten Sragen tertinggi ketiga di Soloraya. Sragen hanya kalah dari Kota Solo dan Kabupaten Karanganyar.

IETPD Sragen berada di angka 91,64% sementara Karanganyar 93,40% dan Solo 95%. Sedangkan empat kabupaten lain di Soloraya di bawah 90%.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Gunawan Purbowo, Jumat (28/5/2022), menerangkan dari tujuh daerah di Soloraya, baru lima yang masuk taraf digital. Sedangkan dua lainnya, yakni Sukoharjo dan Boyolali, belum masuk taraf digital, tetapi masih kategori maju. Taraf digital merupakan taraf tertinggi dalam IETPD.

Berdasarkan data IETPD di BI Solo, indeks untuk Kabupaten Sukoharjo masih terendah di Soloraya, yakni 71,63%. Kemudian IETPD Kabupaten Boyolali terendah kedua di Soloraya di angka 78,45%. Kemudian disusul Klaten (81,20%) dan Wonogiri (85,10%).

Baca Juga: Cashless Masif, Transaksi Digital Ditarget Tembus Rp51.729 Triliun

Gunawan optimistis pada sementer I 2022 ini Sukoharjo dan Boyolali sudah bisa masuk ke taraf digital. Ada sejumlah indikator yang harus dipenuhi agar suatu daerah masuk taraf digital. Di antaranya tersedianya berbagai kanal atau media pembayaran tranksasi di pemerintah daerah. Terutama di sektor pajak dan retribusi, yakni mulai transfer ATM atau yang terkini lewat QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

“Transaksi digital itu memudahkan masyarakat, terutama dalam pembayaran pajak dan retribusi. Transaksi digital ini bisa meningkatkan pendapatan asli daerah dan tata kelola keuangan semakin transparan,” jelas Gunawan.

Dia melihat IETPD tertinggi memang di Kota Solo. Tetapi, perkotaan tidak bisa dibandingkan dengan kabupaten. Dia mengatakan tahun lalu ada Festival Akselerasi Digitalisasi di Kota Solo dan tahun 2022 ini kali pertama festival itu diadakan di Sragen.

Baca Juga: Emoh Ketinggalan, Bank Sukoharjo Siapkan Layanan Virtual Account & QRIS

Ini karena Sragen merupakan daerah dengan IETPD tertinggi kedua untuk kabupaten setelah Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut, kata Gunawan, menunjukkan perkembangan inovasi dalam transaksi non tunai cukup pesat.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengaku terus mendorong digitalisasi transaksi supaya tidak terjadi kecurangan dan kebocoran.

“Kami lebih mengedepankan integritas lewat e-BOS dan Siskeudes. Banyak para kepala daerah tetangga yang mengeluhkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) masuk ke desa-desa. Kalau desa tidak dibuat Siskeudes maka akan membuat pusing para kepala daerah karena ada potensi temuan dari BPK,” jelas Bupati Yuni.

Dia seluruh desa di Sragen yang berjumlah 196 sudah menerapkan Siskeudes. Begitu pula dengan  seluruh SD dan SMP di Sragen yang sudah menerapkan e-BOS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya