SOLOPOS.COM - Menteri Perdagangan, Rahmat Gobel (tengah), melukis pada hasil kerajinan daster saat meninjau stan Pameran Pangan Nusantara (PPN) dan Pameran Produk Dalam Negeri tingkat Regional (PPDNR) 2015 di Benteng Vastenburg Solo, Jumat (7/8/2015). PPDNR diikuti sekitar 136 UMKM dari 12 Provinsi se-Indonesia. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Imor sapi dibuka oleh pemerintah yang berencana mendatangkan 50.000 ekor sapi.

Solopos.com, SOLO — Kementerian Perdagangan (Kemendag) bakal membuka keran impor 50.000 ekor sapi dalam waktu dekat ini. Impor sapi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi nasional.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, mengaku sudah mendapatkan rekomendasi dari Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, terkait permintaan pembukaan impor sapi lanjutan.

Setidaknya, ada sekitar 50.000 ekor sapi yang bakal impor dari beberapa negara tetangga. Hal tersebut menyikapi mahalnya daging sapi yang ada di sejumlah wilayah di Indonesia.

“Saya dan Kementerian Pertanian akan mengambil tindakan, tetapi atas izin rekomendasi dari Mentan. Tadi, Mentan menelepon saya untuk mengeluarkan izin impor lanjutan. Ada sebanyak 50.000 ekor untuk segera dikirimkan lanjutan,” ujarnya saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan Pameran Pangan Nusa dan Produk Dalam Negeri tingkat Regional 2015 di lapangan Benteng Vastenburg, Solo, Jumat (7/8/2015).

Rachmat menuturkan pendistribusian sapi impor tersebut bakal dikoordinasikan oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Kendati demikian, dia belum bisa memastikan berapa lama keran impor akan terus dibuka.

“Nanti Bulog yang mengatur. Impor itu bisa sebulan dan sampai berapa lama, nanti melihat perkembangan pasar juga,” tutur dia.

Informasi yang dihimpun , harga daging sapi di Pasar Legi Solo masih cukup tinggi, yakni menyentuh Rp95.000/kilogram pada Kamis (6/8/2015).

Sementara, sebelum membuka Pameran Pangan Nusa dan Produk Dalam Negeri tingkat Regional 2015 di Solo, Rachmat Gobel sempat dibuat terkejut dengan sambutan panitia. Dia dijemput dengan naik becak menuju panggung utama setelah turun dari mobil.

Rachmat mengatakan pameran tersebut bertujuan untuk meningkatkan promosi produk dalam negeri, sekaligus memperkenalkan potensi kuliner unggulan Nusantara.

Pameran itu juga sebagai bentuk dukungan pemerintah untuk melakukan pembinaan dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Meski ekonomi nasional tengah mengalami kelesuan, hal itu tidak mematikan pasar. Pelaku UMKM harus terus melakukan inovasi produk supaya diterima dengan pasar.

“Ekonomi memang lagi lesu, tetapi pasar ini tetap ada bukannya berhenti. Kita harus memanfaatkan pasar dengan terus melakukan inovasi produk,” urainya.

Dalam kesempatan itu, Rachmat Gobel menyerahkan secara simbolis bantuan sarana usaha kepada Pemerintah Kota Solo, yakni berupa 60 unit gerobak dagang, 50 unit tenda dagang, dan 50 unit sepeda jamu.

Selain itu, Kemendag juga memberikan bantuan 50 unit sepeda jamu untuk pelaku usaha di Sukoharjo.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Srie Agustina, mengatakan pameran di Solo tersebut diikuti 136 UMKM.

Ratusan UMKM tersebut berasal dari 12 provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Utara, dan Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya