SOLOPOS.COM - Seorang pedagang di Pasar Bunder Sragen menjual bawang putih, Rabu (5/1/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Harga bawang putih produk impor dari Tiongkok melejit dari semula Rp25.000-Rp28.000/kg menjadi Rp55.000/kg dalam sepekan terakhir.

Melejitnya harga bawang putih kating itu disebabkan stok langka sebagai dampak kebijakan pemerintah pusat menyetop impor barang dari Tiongkok sejak merebaknya virus corona.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang pedagang di Pasar Bunder, Sragen, Astik, 42, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (5/2/2020), mengatakan harga bawang putih kating terus naik setiap hari mulai dari Rp50.000/kg lalu Rp52.000/kg, kemudian Rp53.000/kg, dan terakhir per Rabu menjadi Rp55.000/kg.

Astik mengatakan harga naik karena stoknya berkurang. “Kuncinya ada di Solo karena para pedagang di Pasar Bunder ini kulakan ke Solo. Kalau harga kulakan dari Solo naik pasti penjualan di Pasar Bunder ini juga naik,” ujar Astik.

Ekspedisi Mudik 2024

1.000 Kamar Hotel Dipesan untuk Peserta Muktamar Muhammadiyah 2020

Astik mengatakan sejak harga bawang putih impor itu melejit di harga Rp50.000/kg, animo pembeli turun. Dalam sehari biasanya dia bisa menjual 20 kg, sekarang tinggal 5 kg. Pembeli yang biasa beli 5 kg hanya beli 1 kg.

Pedagang Pasar Bunder lainnya, Ngadiyo, 45, mengatakan harga bawang putih impor naik sejak lima hari terakhir karena stok kosong. Ngadiyo biasanya kulakan ke Solo dalam jumlah banyak, yakni 20-30 sak dan habis dalam 1-2 hari.

“Sekarang sejak harga naik itu stok tidak ada. Saya tidak punya barang sekarang. Adanya hanya eceran,” ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen Tedi Rosanto saat ditemui wartawan menyampaikan naiknya harga bawang putih impor masih di bawah angka deviasi, yakni di bawah 30%.

Gagal Nyalip, Perempuan Pengendara Motor di Boyolali Jatuh dan Terlindas Bus

Dia menyebut harga bawang putih impor naik dari Rp25.000-Rp28.000/kg menjadi Rp50.000-Rp55.000/kg. Dia menambahkan 90% penduduk Indonesia sekarang bergantung pada bawang putih impor. Padahal sejak ada kasus virus corona, pemerintah pusat menyetop impor bawang putih itu.

"Sekarang pemerintah pusat mengkaji untuk peluang impor bawang putih dari India dan Pakistan. Kajian itu untuk mengetahui kualitas bawang putih yang dibutuhkan penduduk Indonesia,” ujar Tedi.

Tedi menjelaskan impor bawang putih masih dibutuhkan karena produksi bawang putih di Indonesia sangat terbatas, khususnya di Jawa Tengah. Dia mendapat laporan stok bawang putih impor di Indonesia hanya cukup untuk tiga bulan ke depan.

Gadis Karanganyar Ngaku Cowok di FB Buat Menipu Sesama Perempuan

Atas dasar itulah, Tedi mengimbau masyarakat Sragen berhemat dalam penggunaan bawang putih impor. Dia menyarankan untuk beralih ke bawang putih lokal.

“Kami berharap pemerintah pusat segera membuat keputusan sebelum stok bawang di gudang habis. Dalam kondisi stok terbatas itu, kami juga mewaspadai adanya penimbunan barang untuk mengejar untung,” katanya.

Tedi menilai naiknya harga bawang tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Sragen karena komponen inflasi banyak, termasuk dari sektor pariwisata, jasa, dan seterusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya