SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

Impor bawang merah kali ini dibuka menjelang puncak panen. Padahal KPPU juga merekomendasikan tak ada impor saat ini.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah akhirnya benar-benar membuka keran impor bawang merah dengan alasan untuk mengontrol harga komoditas tersebut di pasar pada Ramadan dan menjelang Lebaran 2016. Padahal, sejak awal, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah menolak rencana impor bawang merah itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hari ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution beralasan harga beberapa bahan pangan masih tinggi. Dia mencontohkan harga daging yang masih menyentuh level Rp121.000 per kilogram padahal idealnya harga daging Rp80.000 per kilogram. Selain itu, harga bawang merah masih sekirar Rp41.000 per kilogram, padahal idealnya bisa turun hingga Rp25.000 per kilogram.

Namun, Komisioner KPPU, Saidah Sakwan, mempertanyakan alasan pembukaan impor bawang merah itu. Pasalnya, saat ini Indonesia masih surplus bawang merah di dalam negeri sehingga belum perlu melakukan impor.

“KPPU merekomendasikan kepada Pemerintah untuk tidak impor. Karena sesuai data, neraca bawang merah kita masih surplus, data produksi nasional kita 1,2 juta ton, sedangkan konsumsi nasional kita 950.000 ton pertahun,” kata Saidah dalam pesan tertulisnya kepada Solopos.com, Selasa (24/5/2016).

Menurutnya, saat ini yang perlu dilakukan pemerintah bukan membuka keran impor, tapi memperbaiki tata kelola stok secara nasional. Pasalnya, tak lama lagi, petani segera memasuki musim panen bawang merah sehingga stok tak mengkhawatirkan.

“Yang harus ditata oleh pemerintah adalah manajemen stok secara nasional, di mana pemerintah bisa menampung hasil panen petani dengan harga yang layak, dan intervensi pasar saat harga mahal utk membantu konsumen,” ungkapnya.

“Impor bawang saat ini tidak tepat, karena saat ini sedang mulai panen yang akan mencapai puncaknya pada Juni-Juli,” tutup Saidah.

Sebelumnya, Direktur Pengadaan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengatakan Bulog ditugasi pemerintah untuk menyediakan bawang dan daging untuk operasi pasar dalam rangka mengendalikan harga menjelang puasa dan lebaran. Soal impor, dia menjawab dengan diplomatis.

“Kalau diperlukan maka impor, kalau tidak diperlukan ya tidak impor,” katanya di Jakarta, Selasa.

Saat ini Bulog memiliki stok bawang merah sebesar 600 ton di gudang. Selain itu, ada stok yang masih dalam perjalanan sebanyak 300 ton. Secara total Bulog memiliki stok hampir 1.000 ton untuk mengantisipasi lebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya