SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/HARIAN JOGJA/DESI SURYANTO)

Harianjogja.com, JOGJA- Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) yang akan digelar pada 1-5 Maret 2015 mengangkat tema Merajut Budaya, Merenda Kebersamaan.

“Maksud tema ini, Indonesia punya 1001 macam budaya, begitupula China banyak juga. Makanya kami jadikan satu termasuk Indonesia dalam kerangka NKRI,” terang Humas Publikasi PBTY X Han Poerwanto, baru-baru ini.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

PBTY digelar memperingati perayaan Tahun Baru Imlek 2566. Perayaan PBTY dirancang selayaknya Jogja Carnival. Bahkan acara tahunan untuk memperingati Tahun Baru penanggalan Tiongkok itu diusulkan bisa menggantikan Jogja Carnival.

Menurut Han, dengan besarnya konsep acara, kebutuhan dana untuk penyelenggaraan terbilang lebih besar dari tahun sebelumnya. Ia memprediksi kebutuhannya naik sekitar 10-20%. Tahun lalu dana yang dihabiskan sekitar Rp800 juta.

Perusahaan-perusahaan besar rencananya akan turut diberikan tempat untuk berpartisipasi. Sebab kegiatan sebesar itu tak mungkin tanpa adanya pembiayaan dari sponsor. Kalaupun ada dana dari pemerintah ia mendunga tidak terlalu besar, toh sifatnya hanya bantuan.

Ia mengatakan, mengadakan festival semacam PBTY di Jogja tak ada ruginya. Sebab, kunjungan wisatawan di Jogja lebih besar.

Ia membandingkan dengan Semarang yang justru masih banyak peranakan Tiongkok fasih bahasa Mandarin, tapi kunjungan wisatawan tak begitu besar. Namun hal ini tergantung dari kemauan pemerintah. “Ini tergantung dari Dinas Kebudayaan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya