SOLOPOS.COM - Umat Tri Dharma dari berbagai kelenteng di Indonesia merayakan Bwee Gee atau hari terima kasih kepada Dewa Bumi di Kudus, Jateng, Minggu (28/1/2018). (JIBI/Solopos/Antara/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Imlek 2018 disongsong 23 klenteng di berbagai daerah Indonesia memeriahkan kirab Bwee Gee atau Hari Berterima Kasih kepala Dewa Bumi di Kudus Jateng.

Semarangpos.com, KUDUS — Ratusan umat Tri Dharma dari 23 klenteng di Indonesia memeriahkan kirap Bwee Gee atau lebih dikenal dengan hari berterima kasih kepada Dewa Bumi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Minggu (28/1/2018). Ritual Bwee Gee merupakan bagian dari rangkaian acara perayaan tahun baru Imlek 2018.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Perayaan Bwee Gee yang tahun 2018 dipusatkan di Kudus itu berlangsung sangat meriah, karena diikuti sekitar 700 umat Tri Dharma dari 23 klenteng di Tanah Air. Cuaca panas Kota Kudus tidak mengendurkan semangat para peserta kirab perayaan Bwee Gee, meskipun sejumlah peserta harus membawa tandu yang berisi rupang atau arca dewa dengan bobot yang tidak ringan.

Ekspedisi Mudik 2024

Perayaan Bwee Gee yang jatuh pada Minggu mampu menyedot ratusan warga Kudus dan sekitarnya untuk menyaksikan kirab yang diikuti umat Tri Dharma tersebut. Bahkan, warga sudah menanti sejak pagi di sepanjang rute jalan yang akan dilalui peserta kirab yang dimulai pukul 10.00 WIB.

Peserta kirab bukan hanya didominasi kaum pria, melainkan kaum perempuan juga ikut serta. Semangat perempuan peserta kirab tidak kalah dibanding dengan kaum lelaki dalam membawa tandu berisi rupang atau arca dewa yang bobot cukup berat.

Dalam perayaan yang dikemas dalam bentuk kirab itu, masing-masing klenteng mengusung tandu berisi patung dewa yang diarak mengelilingi jalan-jalan protokol di Kudus dengan rute dari Klenteng TITD Hok Hien Bio di Jl. Ahmad Yani, Kudus menuju Jl. Lukomono Hadi, Jl. Mangga, Jl. Wahid, Jl. Simpang Tujuh Kudus, Jl. Jenderal Sudirman, Jl. Tanjung, Jl. Pemuda, dan kembali ke klenteng.

Ketua panitia perayaan Bwee Gwee Lina Candra di Kudus, Minggu, mengungkapkan, bahwa perayaan Bwee Gee itu diikuti ratusan peserta yang berasal dari 23 klenteng dari berbagai daerah di Tanah Air. Sementara jumlah rupang atau arca dewa yang ikut dikirab dalam kegiatan menjelang tahun baru Inlek 2018 berjumlah 25.

Ia mengungkapkan, kirab ini merupakan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Dewa Bumi (Ho tik Tjing Sien) yang telah menjaga dan memelihara alam semesta serta memberikan rezeki yang melimpah sepanjang tahun ini. Ia berharap, berkah dewa bumi selalu mengiringi kehidupan umat manusia.

“Mudah-mudahan, tahun ini semakin sejahtera, aman serta damai,” ujarnya. Natasha Lindiana warga Thionghoa mengaku, bersedia mengikuti kirab karena ingin merayakan perayaan Bwee Gwee dan berharap kehidupannya mendatang semakin makmur dan lebih baik.

Berdasarkan sejarah, munculnya Bwee Gee dalam kepercayaan masyarakat Thionghoa, disebutkan sebagai rasa terima kasihnya kepada seorang pejabat negara (kepala pajak) yang jujur, bersih, dan bijaksana, bernama Hok Tik Cing Sien. Karena Kebijaksanaannya, rakyat sangat menghormati dan mencintainya.

Atas kebijaksanaan dan kejujurannya itu, Hok Tik Cing Sien diangkat Dhi Kong/Tuhan Yang Maha Esa menjadi Dho Tee Kong atau Dewa Bumi yang diberi tugas menjaga dan memelihara alam sekitar. Oleh karena itu, setiap menjelang tahun baru Imlek, umat TITD menggelar perayaan Bwee Gee sebagai ungkapan terima kasih atas karunia Dewa Bumi dalam menjaga alam sekitar sepanjang tahun.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya