SOLOPOS.COM - Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Harga jual Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit tingkat petani sejak dua pekan terakhir mengalami penurunan dari Rp2.850 per kilogram menjadi Rp1.800 sampai Rp1.550 per kilogram, penurunan tersebut pascakebijakan pemeritah terkait larangan ekspor minyak mentah atau crude palm oil (CPO). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.

Solopos.com, JAKARTA–Kebijakan larangan ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya berdampak pada penurunan ekspor minyak kelapa sawit selama Mei 2022 sebesar 87,72% mtm.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan minyak kelapa sawit yang menjadi salah satu komoditas utama ekspor Indonesia mengalami penurunan yang paling dalam pada Mei 2022.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pada Mei 2022, komoditas utama ekspor Indonesia mengalami penurunan secara mtm. Penurunan terdalam terjadi pada ekspor minyak kelapa sawit yang turun sebesar 87,72% atau setara dengan US$2,03 miliar,” ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto saat memaparkan Berita Resmi Statistik, Rabu (15/6/2022).

Bila melihat perkembangan ekspor sepanjang Januari 2020 hingga Mei 2022, komoditas minyak kelapa sawit telah turun secara tahunan (yoy) sebesar 87,54%.

Sebelumnya pada Januari 2020 ekspor minyak kelapa sawit mencapai US$1.270,3 juta, sedangkan pada Mei tercatat hanya sebesar US$284,6 juta.

Baca Juga: Kemendag Keluarkan 486 Persetujuan Ekspor CPO, Ini Tujuannya

Kondisi ini wajar terjadi akibat kebijakan larangan ekspor yang diterapkan pemerintah sepanjang 28 April 2022 hingga 23 Mei 2022.

Bahkan data BPS menunjukkan golongan HS 15 yakni lemak dan minyak hewani/nabati mengalami penurunan ekspor pada Mei 2022 sebesar US$2.149,5 juta.

Meski mengalami penurunan, kebijakan pemerintah tersebut berhasil menyumbang deflasi.

Data BPS menunjukkan pada Mei 2022 minyak goreng memiliki andil inflasi sebesar minus 0,01% atau mengalami deflasi.

Sebelumnya pada April 2022 minyak goreng memiliki andil 0,19% terhadap inflasi domestik dan merupakan andil tertinggi.

Baca Juga: Keran Ekspor CPO Dibuka, RI Bidik Pasar di Pakistan

Saat ini pemerintah tengah mendorong ekspor CPO melalui kebijakan domestic market obligation (DMO) dan flush out dalam rangka pengosongan tangki.

Selama pelarangan ekspor tersebut, tangki CPO penuh dan tandan buah segar (TBS) sawit petani tidak terserap yang mengakibatkan penurunan harga TBS.

Kementerian Perdagangan mencatat telah menerbitkan 486 persetujuan ekspor (PE) untuk 32 perusahaan melalui kebijakan DMO.

Sementara melalui skema flush out Kemendag telah memberikan izin ekspor terhadap 41 perusahaan.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Dampak Larangan Pemerintah, Ekspor CPO Mei 2022 Anjlok 87,72 Persen

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya