SOLOPOS.COM - Sayur-mayur yang dijual salah seorang pedagang di Pasar Wonogiri tampak bertumpukan, Senin (5/9/2022). Saat ini, harga sayur-mayur mulai naik dampak dari kenaikan harga BBM. (Solopos.com/Luthfi Shobri M.)

Solopos.com, WONOGIRI — Daya beli masyarakat membeli bahan pangan di Pasar Wonogiri dinilai menurun sejak dua bulan terakhir. Kondisi itu diperparah dengan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi awal September 2022.

Salah seorang pedagang di Pasar Wonogiri, Ngatinem, mengatakan banyak orang yang saat ini lebih memilih berbelanja di dekat rumah. Hal itu membikin barang dagangan berupa sayur-sayuran di los miliknya tak kunjung habis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Mungkin karena masyarakat sekarang lebih memilih beli sayur-sayuran di dekat rumahnya. Enggak perlu naik kendaraan jauh-jauh ke pasar. Irit bensin juga,” kata Ngatinem, kepada Solopos.com, Kamis (15/9/2022).

Ngatinem mengaku keuntungan yang diperoleh hasil berjualan sayuran di Pasar Wonogiri mengalami penurunan. Sebelum harga BBM naik, dia mengeluarkan senilai Rp75.000/hari untuk biaya bensin mobil pengangkut dagangannya. Sejak harga BBM naik, biaya bensin yang dibutuhkan Ngatinem jadi senilai Rp100.000/hari.

“Belum lagi untuk kulakan. Sekarang itu apa-apa naik. Dari petani, biasanya kentang Rp8.000/kg sekarang naik jadi Rp9.000/kg. Tapi pas saya jual ke pembeli di Pasar Wonogiri, saya enggak menaikkan harganya [rela mengurangi untung dan memilih tidak menaikkan harga barang],” kata pedagang yang berasal dari Boyolali tersebut.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Pedagang Kecil di Wonogiri Kian Terjepit

Pedagang di Pasar Wonogiri lainnya, Tumini, mengatakan kenaikan harga BBM berdampak pada sayuran yang dijual. Sejak harga BBM naik, daun bayam dan beragam sayur yang ia jual tak ikut dinaikkan harganya. Ia memilih mengurangi untung daripada menaikkan harga. Pasalnya ia khawatir bakal kehilangan pelanggan.

“Sudah sepi pasarnya, tambah dinaikkan harganya jadi enggak ada yang beli,” imbuhnya.

Setiap harinya, Tumini biasanya berjualan sejak pukul 06.00 WIB. Dalam beberapa waktu terakhir, barang dagangannya tak laku dijual.

Baca Juga: 89.575 KPM di Wonogiri Peroleh BLT BBM, Penyaluran Rampung Akhir Pekan Ini

“Saya bawa 10 ikat daun bayam. Hingga pukul 10.30 WIB, 10 ikat daun bayam ini tak kunjung laku,” katanya.

Belum lama ini, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Wonogiri, Utomo Honru Suryanto, telah memprediksi turunnya daya beli masyarakat di pasar. Hal itu sebagai imbas kebijakan kenaikan harga BBM Pertalite, solar, dan Pertamax 92.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya