SOLOPOS.COM - Menteri BUMN ERick Thohir berfoto bersama generasi muda yang menjadi calon karyawan BUMN di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (18/5/2022). (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA–Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol yang masih di sejumlah daerah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tidak menampik adanya beban utang yang cukup lebar yang dicatat BUMN Karya hingga pertengahan tahun ini.

Hal itu disampaikan Erick saat memberikan pembekalan peserta rekrutmen bersama BUMN 2022 di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (18/5/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Erick mengatakan pendapatan dari hasil pengerjaan sejumlah infrastruktur itu bakal terlihat pada jangka waktu yang panjang.

Artinya, utang yang terlihat saat ini relatif normal terjadi untuk melayani masyarakat dari sisi infrastruktur.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalau tahun pertama, kedua itu pasti padamu negeri,” kata Erick seperti dikutip dari Kanal Youtube Kementerian BUMN RI, Kamis (19/5/2022).

Baca Juga: Ribuan Anak Muda Jadi Pegawai BUMN, Ini Pesan Erick Thohir ke Mereka

Menurut dia, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol belakangan telah berdampak positif untuk kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.

Dia mencontohkan kegiatan mudik yang berlangsung lancar ikut menggerakan perekonomian daerah awal tahun ini.

“Terbukti kemarin setelah pandemi Covid-19 pada mudik bareng semuanya naik mobil, semua sekarang berterima kasih,” jelas dia.

Kendati demikian, dia mengakui sejumlah masyarakat masih belum setuju ihwal manuver yang diambil oleh BUMN Karya terkait dengan masifnya pembangunan infrastruktur tersebut.

Sebelumnya, Kementerian BUMN meminta tambahan penanaman modal negara (PMN) untuk BUMN Karya pada tahun ini Rp26,9 triliun dan mengusulkan PMN Rp38,35 triliun pada 2022.

Baca Juga: BUMN Bersama Swasta Distribusikan Minyak Goreng di 10.000 Lokasi

Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo menuturkan kondisi BUMN Karya cukup memprihatinkan karena dua hal.

Pertama, dampak Covid-19 yang mempengaruhi terhadap kontrak baru maupun penjualan.

“Kedua, memang karena penugasan yang memang sangat berat, karena selama ini tidak didukung dengan PMN yang memadai karena seperti diketahui pada 2019 tidak ada PMN yang diberikan kepada BUMN-BUMN karya yang mana menyelesaikan proyek strategis nasional,” jelasnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (8/7/2021).

Kementerian BUMN meminta tambahan PMN pada tahun ini untuk dua BUMN karya senilai Rp26,9 triliun.

Anggaran tersebut untuk PT Hutama Karya (Persero) Rp19 triliun sebagai tambahan dukungan pembangunan jalan tol Trans Sumatra.

Baca Juga: Keren, Telkom Jadi BUMN Pertama Raih Sertifikasi Great Place to Work

Kedua, untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) senilai Rp7,9 triliun untuk restrukturisasi dan penguatan permodalan.

Untuk tahun depan, Kementerian BUMN mengusulkan PMN BUMN Karya hingga Rp38,35 triliun. Anggaran tersebut untuk 4 BUMN. Hutama Karya akan mendapatkan PMN cukup besar Rp31,35 triliun mendukung pembangunan tol Trans Sumatra sampai mencapai target pembangunan yang dicanangkan.

WSKT mendapatkan penguatan modal sebesar Rp3 triliun untuk restrukturisasi. Lalu ada juga Adhi Karya untuk menyelesaikan tol DIY-Solo-Bawen dan SPAM Karian sudah masuk PSN Rp 2 triliun.

PMN untuk Perumnas Rp2 triliun, guna mendukung program perumahan rakyat di Jakarta dan Medan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Blak-blakan! Erick Thohir Cerita Utang BUMN Karya yang Bengkak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya