SOLOPOS.COM - Ilustrasi kentut. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Para ilmuwan telah menciptakan sebuah mesin yang akan mengenali dan menganalisis suara kentut, urine, dan feses yang dikeluarkan seseorang. Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Mesin ini, seperti disiarkan Medical Daily beberapa waktu lalu, dinamakan Mesin Pengujian Reproduksi Akustik Manusia Sintetis atau Synthetic Human Acoustic Reproduction Testing machine (S.H.A.R.T.) yakni merupakan perangkat mekanis dilengkapi pompa, nozel, dan tabung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Alat-alat pendeteksi suara kentut itu dimaksudkan untuk menciptakan kembali suara fungsi tubuh manusia. Pencipta mesin S.H.A.R.T. mempresentasikan pekerjaan mereka di konferensi Fluid Dynamics tahunan American Physical Society. Hasilnya belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review.

Baca Juga: Awas! Berhubungan Seks saat Haid Tetap bisa Hamil

Para ilmuwan melatih AI untuk mendeteksi dan meneliti suara skatologis seperti suara kentut sehingga suatu hari nanti dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit mematikan seperti kolera dan menghentikan potensi wabah sejak dini.

Insinyur kedirgantaraan di Georgia Tech Research Institute (GTRI) Maia Gatlin mengatakan deteksi kasus yang lebih cepat akan membantu mengendalikan wabah.  Para peneliti ingin menggunakan model AI bersama-sama dengan sensor yang relatif murah dan menggunakannya di daerah yang rentan terhadap wabah penyakit.

Suara adalah cara non-invasif untuk menganalisis kondisi usus dari jarak jauh. Sementara pelaporan mandiri tidak terlalu dapat diandalkan, maka peneliti menemukan cara non-invasif yang memungkinkan orang bisa mendapatkan pemberitahuan harus memeriksakan diri atau tidak.

Baca Juga: Wanita dengan IMT Tinggi Berisiko Lebih Tinggi Alami Long Covid-19

Seperti urine tidak mengalir pada kecepatan yang seharusnya, suara kentut tidak terdengar seperti seharusnya sehingga harus memeriksakan diri ke dokter.

Menurut data, AI dapat mengidentifikasi peristiwa ekskresi yang benar dengan akurasi 98 persen. Para ilmuwan bersikeras agar alat mereka ramah di kantong semua orang, terutama karena proyek ini difokuskan pada daerah perkotaan dengan sistem kesehatan yang lemah.

“Aspek keterjangkauan sangat penting bagi kami,” demikian kata mereka dikutip dari Antara pada Selasa (6/12/2022).

Faktanya, menurut konsultan gastroentrologi Gwee Kok Ann, seperti dikutip dari CNA, rata-rata orang buang angin sebanyak 15-23 kali sehari tanpa sadar.

Baca Juga: Ini Perbedaan Nikotin dan TAR

“Secara umum, orang hanya merasakan peningkatan ketika mereka melewati dua kali lipat rata-rata biasa,” katanya.

Jadi berapa banyak kontribusi gas yang kita hasilkan untuk lingkungan?  “Volume normal setiap buang angin antara 5ml dan 300ml, dan lebih dari 24 jam, mayoritas orang dapat mengeluarkan 400ml hingga 1.500ml gas,” katanya.

Sebagai perbandingan, setiap napas normal yang Anda hirup adalah sekitar 500ml udara.  Menurut konsultan senior departemen Gastroenterologi dan Hepatologi Rumah Sakit Umum Changi, Daphne Ang,  gas pada usus terbentuk karena udara yang masuk saat kita menelan makanan atau minum air. “Gas juga terbentuk saat makanan dicerna,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya