Solopos.com, SOLO — Perhelatan ASEAN Paragames ke-11 pada Agustus lalu menjadi sejarah besar bagi Indonesia. Ajang olahraga bagi para penyandang disabilitas seantero Asia Tenggara ini juga menjadi pencapaian tertinggi bagi Solo yang dipilih sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan event bergengsi tersebut,
Vietnam seharusnya jadi penyelenggara ajang olahraga yang hampir selalu bersanding dengan pelaksanaan SEA Games tersebut. Karena Vietnam tidak menyanggupi, Indonesia mengambil tawaran menjadi tuan rumah pengganti. Hanya dalam waktu 3 bulan untuk persiapan, Solo mampu ‘menjamu’ para peserta dari negara-negara tetangga dengan sangat baik.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menjadi salah satu lokasi penyelenggara ASEAN Paragames ke-11. Dari 14 cabang olahraga yang dipertandingkan dalam ajang itu, UNS menyediakan tiga venue.
Ketiga venue itu adalah GOR FKOR (untuk cabor boccia), GOR UNS (goalball), dan Stadion UNS (cp football). Menjadi bagian dari event besar olahraga difabel se-Asia Tenggara telah menjadi bukti bahwa UNS layak menjadi kampus inklusif di Indonesia.
Berkat perannya menyukseskan ajang ini, UNS tampaknya layak disebut sebagai Kampus Inklusif. Nah, berikut penjelasan mengapa UNS layak menyandang Kampus Inklusif:
Baca Juga: Tim Pengabdian Masyarakat FEB UNS Solo Dampingi UMKM di Palur Karanganyar
1.Fasilitas Pendukung
UNS memiliki beberapa fasilitas yang memadai, terlebih fasilitas olahraga disabilitas sehingga dipercaya oleh INASPOC (panitia Asean Paragames) untuk menyelenggarakan event ini. Aksesibilitas venue juga menjadi alasan pendukung mengapa UNS terpilih menjadi fasilitator beberapa venue.
2. Menjadi Pusat Pendidikan Olahraga Disabilitas
Dekan FKOR UNS, Dr. Sapta Kunta Purnama, belum lama ini mengatakan UNS menjadi pusat pendidikan olahraga disabilitas yang juga telah diakui oleh Kemenpora. Hal ini juga selaras dengan dipilihnya UNS sebagai tempat pelatnas untuk ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Selain itu, beberapa civitas akademika juga turut menjadi official pada cabor tertentu, salah satunya para badminton.
Baca Juga: Langkah Jurnalis Mengulas Isu Sensitif dalam Indepth Reporting
3.Penghargaan dari Kemendikbud
Pada 2012, UNS mendapatkan penghargaan Inclusive Education dari Kemendikbud. Pengakuan nasional ini memang sudah sekian lama. Namun, UNS berhasil mempertahankan dan meningkatkan kualitasnya sebagai kampus inklusif dengan berbagai fasilitas yang disediakan.
4. Jumlah Mahasiswa Difabel
Jumlah mahasiswa difabel yang menimba ilmu di UNS juga cukup banyak. Berdasar catatan laman resmi UNS, pada 2020, UNS mengampu 24 mahasiswa difabel yang tersebar di hampir seluruh fakultas.
UNS juga menyediakan Pusat Studi Disabilitas sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Selain pusat studi, UNS turut mendirikan program studi Pendidikan Luar Biasa untuk menunjang pendidikan bagi kaum disabilitas.