SOLOPOS.COM - Bangunan kuno berupa menara kembar di Kota Pekalongan, Sabtu (16/10/2021). (detikcom)

Solopos.com, PEKALONGAN — Bangunan menara kembar di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, ini bernilai sejarah. Bangunan kuno itu bagian dari bangunan di kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kota Pekalongan.

Menara kembar dibangun pada tahun 1913. Berarti usianya seabad, tepatnya 108 tahun saat ini. Lokasinya di Jalan WR Supratman No. 108, Kota Pekalongan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Humas Lapas Kelas II A Kota Pekalongan, Muhammad Anang Saefulloh, menyampaikan menara kembar tersebut merupakan ikon Lapas Kota Pekalongan. Kondisi bangunan hingga saat ini masih asli.

Baca Juga : Ini Dia 4 Masjid di Semarang dengan Bangunan Unik

“Bangunan itu berdiri sejak tahun 1913. Sejak awal diperuntukkan penjara. Di masa Pemerintahan Hindia Belanda, bangunan ini dikenal dengan nama Gevangenisbewaarder te Pekalongan. Sampai sekarang masih aktif sebagai Lapas IIA Kota Pekalongan. Malah sebagai lapas tercantik di Indonesia,” kata Anang seperti dilansir detikcom, Sabtu (16/10/2021).

Anang menjamin bangunan tersebut masih asli. Menara kembar itu dahulu difungsikan sebagai gardu pandang petugas lapas dan penampungan air. Bahkan, kata Anang, penampungan air dari tembaga masih ada di menara kembar.

“Masih asli ya bangunan di depan, termasuk menara kembar itu. Yang bagian belakang sudah banyak renovasi karena bencana banjir air rob sejak tahun 2000-an. Dulu kan (menara kembar) untuk penampung air. Saat ini masih ada penampung air di atas. Dari bahan tembaga,” jelas Anang.

Baca Juga : Diramalkan Kelep, Rumah Warga di Pesisir Semarang Ini Nyaris Amblas

Air ditampung pada wadah tembaga di menara kembar tersebut kemudian dialirkan ke blok-blok tahanan. Namun, wadah penampungan air itu sudah tidak berfungsi saat ini. Lapas sudah memiliki instalasi air lebih modern.

“Jadi dulunya untuk memenuhi kebutuhan air di sini. Air dipompa ke atas, kemudian didistribusikan ke blok-blok hunian lapas. Saat ini masih ada penampung airnya. Tapi sudah tidak digunakan lagi,” tutur dia.

Penjara Pejuang Kemerdekaan

Dia berharap menara kembar dan bangunan kuno di lapas Kota Pekalongan ini bisa masuk sebagai salah satu cagar budaya. Tujuannya agar bangunan tersebut tetap terawat.

“Terus dilestarikan walaupun kondisinya tidak mendukung. Di sini daerah banjir rob. Harapannya bisa menjadi cagar budaya. Nanti pemeliharaannya bisa lebih diperhatikan. Tidak dari lapas dan Kemenkumham saja. Bisa dinas-dinas terkait agar bangunan bagian dari sejarah ini bisa bertahan,” katanya.

Baca Juga : Dampak Rob, Rumah di Pesisir Pekalongan Kelep Permanen

Pemerhati sejarah Kota Pekalongan, M. Dirhamsyah, mengatakan bangunan lapas Kota Pekalongan merupakan bangunan bersejarah. Dia menyebut sejumlah tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia pernah menghuni lapas Kota Pekalongan.

Beberapa nama yang dia sebutkan, seperti Ki Hajar Dewantara pada tahun 1921 dan HM Misbach pada tahun 1920-1922. “Itu memang bangunan sejarah sejak masa pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang. Beberapa tokoh nasional pernah menempati lapas itu,” kata Dirham.

Anang menambahkan kondisi Lapas Kelas IIA Kota Pekalongan hanya bisa dimanfaatkan 30 persen saja. Sisanya, tidak bisa dimanfaatkan karena bencana rob. “Kapasitas awal 800 napi (narapidana). Hari ini maksimal 250 napi. Banyak blok-blok yang tidak bisa dimanfaatkan karena bencana rob yang kerap melanda,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya