SOLOPOS.COM - Suasana uji kompetensi guru (UKG) di Solo beberapa waktu lalu. Sekitar 700 gur di Sukoharjo gagal mengikuti UKG karena tidak sinkronnya kategori sertifikat ujian mereka dengan kode ujian yang harus diisikan. (JIBI/SOLOPOS/Eni Widiastuti)

Suasana uji kompetensi guru (UKG) di Solo beberapa waktu lalu. Sekitar 700 gur di Sukoharjo gagal mengikuti UKG karena tidak sinkronnya kategori sertifikat ujian mereka dengan kode ujian yang harus diisikan. (JIBI/SOLOPOS/Eni Widiastuti)

SUKOHARJO – Sedikitnya 700-an guru di Sukoharjo tak bisa mengikuti uji kompetensi guru (UKG) tahun ini. Mereka gagal karena antara ijazah yang dimiliki dengan bidang studi yang telah tersertifikasi tak linier dengan jurusannya sehingga kode soal maupun kode identitas guru berbeda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara itu, pada tahap pertama UKG yang digelar pada Agustus lalu baru 40-an guru yang nilainya memenuhi standar kompetensi. Pernyataan itu disampaikan Kabid Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan (Tendik Disdik), Sukoharjo, Irsyam mewakili Plt Kepala Disdik, Sukoharjo, AA Bambang Haryanto kepada Solopos.com. “Data sekitar 700-an guru tidak ada sehingga meski menunggu jadwal UKG. Pasalnya ijazah mereka belum linier dengan kompetensi.”

Dicontohkannya, guru berijazah ekonomi mengajar mata pelajaran (mapel) PPKn atau guru berijazah geografi mengajar mapel sejarah tidak masuk data. Meski kedua mata pelajaran tersebut masuk kategori IPS. “Kami masih menunggu kebijakan dari provinsi.”

Pada bagian lain Irsyam menjelaskan, tahap pertama baru 250-an yang mengikuti UKG. “Hasilnya, sekitar 40 guru yang nilainya memenuhi standar. Yang lain diluar standar namun demikian tunjangan sertifikasi masih bisa diterima.”

Irsyam mengaku, kemampuan IT menjadi kendala utama bagi para guru pada UKG tahap pertama. Dia berharap, tahap kedua hasil yang diperoleh bisa meningkat. “Belum semua guru mampu mengoperasikan komputer. Apalagi ujian dilakukan secara online sehingga grogi.

Disebutkannya, jumlah guru yang bisa mengikuti UKG sebanyak 3.024 orang sehingga 2.774 guru meski mengikuti UKG tahap kedua yang akan digelar 10 Oktober hingga 2 November. Disdik telah menyiapkan tujuh lokasi untuk pelaksanan UKG, yakni di SMAN 3 Sukoharjo, SMK Bina Patria, Sukoharjo, SMK Muhammadiyah, SMPN 4 Sukoharjo, SMK Kriya Sahid, SMPN 1 Sukoharjo dan SMKN 1 Sukoharjo.

UKG tahap kedua, jelasnya, akan diikuti oleh guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Dia menyatakan, UKG dimaksudkan sebagai tolok ukur kemampuan guru bersertifikasi.

Sebelumnya, Kepala Disdik, Sukoharjo AA Bambang Haryanto menegaskan UKG tak mempengaruhi tunjangan yang telah diterima para guru. Bambang Haryanto yang akrab dipanggil Anton berharap, semua guru tak menyepelekan UKG. “UKG sebagai sarana mengukur kompetensi guru dalam mengajar mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Jangan sampai penguasaan guru kalah dengan siswa.”

Menurutnya, bagi guru yang tak lolos UKG akan diikutikan diklat sehingga bisa memaksimalkan. “Guru yang belum memenuhi standar tak perlu ribut. Disadari saja bahwa kemampuannya baru sebatas nilai yang diperoleh.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya