SOLOPOS.COM - Warga Bener RT 002/RW 003, Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum, Joko Budi Wiryono, menunjukkan produk gula cair buatannya, Sabtu (3/4/2021). Gula cair dinilai lebih aman dikonsumsi bagi penderita diabetes. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Warga Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum, Klaten, mampu mengolah tebu menjadi gula cair. Yang bikin istimewa, gula cair ini diklaim aman untuk dikonsumsi semua orang, termasuk penderita diabetes.

Kini gula cair tersebut sudah dipasarkan ke berbagai wilayah di Tanah Air.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga Malangjiwan yang berhasil membuat gula cair tersebut adalah Joko Budi Wiryono. Ia merupakan direktur sebuah perusahaan di Semarang yakni PT Gula Energi Nusantara sejak 2012. Pada Desember 2020, ia dibujuk Kepala Desa Malangjiwan, Suprianto, untuk balik kampung membangun desa.

Tak mudah membujuk Joko untuk mau pulang dan membangun desa. Bahkan Suprianto sampai enam kali bertemu, membujuk Joko aga bersedia membangun desa. Sebenarnya Joko sendiri sudah memiliki keinginan untuk memberikan kontribusi bagi desanya.

Hati Joko akhirnya luluh juga. Ia kemudian menyetujui permintaan sang kades. Joko kemduian mendirikan usaha kecil menengah (UKM) pengolahan tebu menjadi gula cair di rumah orangtuanya di Bener RT 002/RW 003, Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum.

Baca Juga: Pria Kemudo Klaten yang Ditangkap Densus 88 Ternyata Petani Sekaligus Bendahara RT

Keinginan Joko membangun desanya itu juga tak terlepas dari mimpinya mewujudkan swasembada gula. Hal itu diawali dengan membangun UKM di perdesaan.

"Tahun 1934, Indonesia menjadi pengekspor gula terbesar di dunia setelah Kuba. Sampai 2015, kami riset tren produksi gula di Indonesia menurun. Sebaliknya, impor gula meningkat. Kalau tren ini diteruskan, Indonesia tak akan bisa swasembada gula 50 tahun-100 tahun ke depan. Sebagai orang teknik, kami tertantang, di mana problemnya. Saya pun juga diminta pak kades agar kembali ke desa begitu PG Gondang tak beroperasi lagi. Akhirnya, saya membangun UKM di sini," kata Joko Budi Wiryono, di Bener, Malangjiwan, Kebonarum, Sabtu (3/4/2021).

gula cair
Karyawan merampungkan pengemasan gula cair di Bener RT 002/RW 003, Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum, Sabtu (3/4/2021). Gula cair dinilai lebih aman dikonsumsi bagi penderita diabetes. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Sarjana Teknik Mesin

Joko Budi Wiryono yang tercatat sebagai alumnus S1 Teknik Mesin Fakultas Teknik UNS itu mengatakan hasil olahan tebu biasanya mengandung tiga unsur. Yakni sukrosa, glukosa, fruktosa. Dalam pembuatan gula kristal, hanya memanfaatkan unsur sukrosa. Padahal pembentukan sukrosa membutuhkan penyinaran/fotosintesis yang panjang di tengah anomali cuaca.

Dengan proses teknologi yang baru, tebu diproses menjadi gula cair yang dapat mengambil tiga unsur sekaligus, yakni sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Gula cair dinilai jauh lebih menghasilkan dibandingkan gula kristal.

Baca Juga: Warga Tulung Klaten Ditangkap Densus 88 Setelah Salat Subuh di Masjid

"Kami punya variasi produk, yang gula putih biasa sebagai pengganti gula tebu. Hanya, karakter cair lebih praktis dan higienis. Kami kembangkan teknologi berikutnya sehingga antidiabetik tidak hilang, aman dikonsumsi penderita diabetes," katanya.

Banyak Tahapan

Gula cair tebu di Malangjiwan diproduksi melalui berbagai tahapan. Awalnya, dilakukan pemilihan bahan baku tebu berkualitas terbaik. Selanjutnya, bahan tebu itu diekstrasi bertingkat untuk memperoleh nira tebu dengan rendemen terbaik.

Nira tebu dimatikan jasad renik agar tidak merusak lalu ditambah unsur alami guna meningkatkan padatan dan kotoran dalam nira tebu selama proses ekstrasi. Sehingga dihasilkan nira jernih dengan kualitas terbaik.

Nira jernih itu kemudian diproses untuk menghilangkan unsur warna, bau, dan unsur logam berat yang membahayakan bagi kesehatan. Prosesnya dengan pengaturan keasaman nira sehingga diperoleh nira yang jernih dan keasaman mendekati netral.

Baca Juga: Keren! Pemuda Klaten Ini Sukses Berdayakan Santri Ponpes Berbisnis Ikan Koi

Ion exchange atau penukar ion bertujuan untuk mengondisikan PH agar mendekati netral sekaligus menangkap logam berat dan unsur lain yang tidak baik bagi kesehatan. Teknologi penguapan hampa (vacuum evaporator) dilakukan pada proses akhir pengelolaan gula cair di suhu kurang lebih 65 derajat Celsius. Ini guna menghindari proses terjadinya karamelisasi. Berbekal teknologi penguapan hampa ini dihasilkan gula cair yang sangat bening dan menarik.

Begitu nira tebu diproses dengan penguapan hampa sampai tingkat konsentrasi gula cair tertentu, tahap berikutnya adalah conditioning. Tahapan ini dilakukan hingga mencapai suhu kamar kemudian ditampung di gudang untuk pengemasan.

Keunggulan

Keunggulan gula cair ini di antaranya ekonomis karena praktis dan higienis, lebih fresh dan tahan lama. tekstur dan kekentalannya leih baik dan bisa berfungsi sebagai pemanis/sirup/rasa, serta rendah glikemik indeks.

"Dalam sehari, produksi kami bisa mencapai satu ton. Harga gula cair ini sama dengan gula kristal. Satu kilogram senilai Rp12.500. Pemasaran sudah di sleuruh Tanah Air. Kami sudah menjalin kerja sama dengan toko modern dan lainnya," kata Joko.

Baca Juga: Ada Sadranan, Penumpang Tiba di Terminal Ir Soekarno Klaten Meningkat

Hal senada dijelaskan Kades Suprianto. Pengembangan gula cair dengan menggandeng Joko sebagai bagian pengembangan UKM di desanya. Di samping dapat menyerap tenaga kerja asli desa setempat, hal itu juga ditujukan dapat "menghidupkan kembali" Malangjiwan sebagai sentra tebu yang berkualitas.

"Saya bertemu dengan Pak Joko Budi Wiryono hingga enam kali. Di Malangjiwan ini dulu dikenal pusat gula karena banyak tanaman tebu. Sejak 1983, sudah tak ada lagi tanaman tebu. Petani memilih menanam padi. Ini nanti terus dikembangkan dalam membangun desa. Para petani diajak menanam tebu. Lahan saya seluas tiga hektare akan menjadi sampel."

Suprianto berharap kegiatan ini dapat menyerap tenaga kerja. Masih ada 5% dari sekitar 2.800 penduduk Malangjiwan nyang pengangguran. Sementara ini usaha gula cair ini sudah menyerap tenaga kerja 10 orang di tengah pandemi Covid-19.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya