SOLOPOS.COM - Ilustrasi investor memantau pergerakan saham di pasar modal. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali melemah pada perdagangan, Rabu (7/12/2022) hari ini, setelah ditutup terkoreksi 1,36 persen ke level 6.892 pada perdagangan Selasa (6/12/2022).

Tim riset Phintraco Sekuritas memperkirakan level resistance IHSG pada perdagangan Rabu ini adalah 6.960, dengan level support di 6.815. “IHSG membentuk pola black marubozu dan support break low di 6.880 pada perdagangan Selasa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Secara teknikal, IHSG masih rawan pelemahan lanjutan di Rabu (7/12/2022). Support critical level berikutnya di 6,815,” tulis Phintraco Sekuritas, Selasa.

Aksi jual pada sejumlah saham blue chip terpantau berlanjut pada perdagangan Selasa. Meski demikian, Phintraco Sekuritas menilai sentimen ekonomi terbaru justru relatif positif.

Teranyar, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit sektor perbankan sebesar 11,95 persen secara year on year (yoy) di Oktober 2022.

Non performing loan (NPL) gross turun ke 2,72 persen sejalan dengan penurunan kredit restrukturisasi Covid-19 ke Rp514,07 triliun per Oktober 2022.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Bergerak Menguat, Cek Saham-Saham Ini

“Dengan demikian, pelaku pasar dapat kembali mencermati peluang buy on support pada saham-saham perbankan, terutama yang telah memasuki overbought area,” lanjut mereka.

Beberapa saham perbankan yang bisa dicermati investor untuk perdagangan hari ini antara lain BBCA, BBNI, BBRI dan BTPS. Selain itu, peluang buy on support dapat dicermati pada saham-saham tambang, seperti ADRO, PTBA, ITMG, PGAS dan AKRA.

“Hal ini sejalan dengan rebound harga komoditas energi di Selasa. Harga crude oil rebound 1,07 persen ke US$83,5 per barel di Selasa sore.”

Baca Juga: Rekrutmen BUMN Gelombang 2 Dibuka! Cek Syarat-Syaratnya

IHSG kembali menutup perdagangan di zona merah pada Selasa (6/12/2022). IHSG terkoreksi 1,36 persen atau 95 poin ke level 6.892,50.

Hampir seluruh sektor membukukan hasil negatif dengan sektor infrastruktur dan barang baku mencetak pelemahan terdalam masing-masing sebesar 2,83 persen dan 2,61 persen.

Pelemahan diikuti properti dan real estate dan teknologi sebesar 1,62 persen dan 1,54 persen. Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan IHSG dikepung sentimen negatif, baik dari dalam negeri maupun global.

Dari sisi eksternal, data ketenagakerjaan Amerika Serikat terbaru yang kuat dan aktivitas industri jasa yang tumbuh pada November 2022 memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan kembali menerapkan kebijakan moneter yang agresif untuk menekan inflasi.

“Padahal pada pekan lalu Gubernur The Fed terlihat memberi sinyal lunak soal kebijakan,” kata Cheril, Selasa (6/12/2022).

Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan, Cek Saham-Saham Ini

Sementara dari dalam negeri, Cheril mengatakan pelemahan harga saham emiten berkapitalisasi besar seperti GOTO dan TLKM turut memicu anjloknya IHSG.

“Bahkan penurunan harga ini dikhawatirkan berpotensi merugikan negara melalui investasi TLKM di GOTO pada harga Rp272 per saham. Kerugiannya diperkirakan hingga Rp3 triliun,” kata dia.

Meski demikian, Cheril memperkirakan pelemahan IHSG hanya bersifat sementara. Dia mengatakan investor akan memperoleh petunjuk yang lebih pasti pekan depan setelah pertemuan Gubernur The Fed.

“Setelah mendapat petunjuk lebih lanjut tentang kebijakan moneter The Fed, market akan kembali optimistis sehingga harga saham menguat,” katanya.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan, Cek Saham-Saham Ini

Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan pelemahan IHSG tidak lepas dari aksi waspada investor menjelang rilis sejumlah data ekonomi.

Salah satunya adalah data cadangan devisa November 2022 yang diperkirakan akan kembali turun dibandingkan dengan Oktober 2022



Ike juga mengatakan data keyakinan konsumen dan penjualan ritel akan dirilis pekan ini. Terdapat indikasi munculnya sinyal pelemahan ekonomi Indonesia pada November 2022 akibat tingkat inflasi yang masih tinggi.

“Hal itu juga menjadi salah satu pemberat pergerakan indeks,” kata Ike. Ike mengatakan pergerakan jangka menengah IHSG secara teknikal adalah dalam kondisi uptrend dan berpotensi sideways di rentang 6.956–7.109.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya