SOLOPOS.COM - Warga menggembalakan kerbau di sentra peternakan kerbau Desa Pasuruhan Lor, Jati, Kudus, Jateng, Jumat (18/8/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Iduladha 2017 tinggal sepekan lagi, namun transaksi hewan kurban dinyatakan pedagang Pasar Ternak Tanjungkarang Kudus masih sepi.

Semarangpos.com, KUDUSTransaksi penjualan hewan kurban di pasar ternak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng) dinyatakan sejumlah pedagang cenderung sepi. Hingga sepekan menjelang Iduladha 1438 H, Rabu (23/8/2017), belum terlihat ada lonjakan permintaan hewan ternak yang lazim digunakan berkurban.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Masri, salah seorang pedagang kerbau di Pasar Ternak Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, mengaku belum berhasil bertransaksi meskipun hari itu hanya membawa tiga ekor kerbau. Beberapa orang yang mengaku datang untuk mencari hewan kurban terlihat hanya melihat-lihat hewan ternak yang dipajang tanpa melakukan penawaran.

Kondisi itu diperburuk dengan tidak adanya kaum petani yang datang membelanjakan uang hasil panen mereka. “Biasanya, momen seperti ini banyak petani yang membeli kerbau untuk dijadikan hewan peliharaan,” ujar Masri yang memperkirakan hasil panen para petani Kudus pada musim ini kurang memuaskan sehingga mereka tidak punya cukup uang untuk dibelanjakan di pasar ternak.

Padahal, lanjut dia, harga jual kerbau belakangan hari ini cenderung stabil, berkisar antara Rp17 juta/ekor hingga Rp21 juta/ekor sesuai dengan bobot dan penampilan serta kesehatan kerbau. Secara tradisional, warga asli Kudus tidak menyembelih sapi dengan alasan toleransi beragama, sehingga kerbau menjadi alternatif hewan ternak konsumsi.

Kondisi berbeda dialami Parlan, salah seorang penjual sapi yang mengaku masih beruntung bisa menjual enam ekor sapi dari tujuh sapi yang dibawa. Hanya saja, sambung dia, pembelinya bukan masyarakat umum yang hendak berkurban, melainkan pedagang yang hendak menjualnya kembali ke luar kota.

“Kalaupun ada masyarakat umum, biasanya petani yang memang dijadikan hewan peliharaan di rumah setelah musim panen,” ujarnya.

Pada musim pasaran hewan ternak sebelumnya, kata dia, semua hewan ternak yang dibawa selalu habis terjual, sedangkan saat ini masih tersisa. Untuk harga jual sapi, kata dia, cenderung stabil, karena harga jualnya disesuaikan dengan bobot ternak serta kesehatan dan penampilannya.

Ia mencontohkan, sapi brahman dengan bobot 460 kg dijual Rp20,5 juta, sedangkan yang lebih kecil dijual Rp18 juta/ekor. Ia memperkirakan lonjakan permintaan uyang dipengaruhi Iduladha 2017 akan terjadi pada hari pasaran berikutnya, yang jatuh setiap Kliwon.

Sedangkan, Tugiyono, salah seorang pedagang kambing mengakui permintaan kambing masih sepi karena dari 10 ekor yang ia bawa baru laku tiga ekor. Hari pasaran hewan sebelumnya, kata dia, justru bisa menjual hingga enam ekor.

Untuk harga jual kambing, kata dia, bervariasi, antara Rp1,6 juta/ekor hingga Rp2 juta/ekor sesuai ukuran dan penampilan ternaknya. Ia berharap, pada hari pasaran berikutnya permintaan kambing bisa meningkat seiring semakin dekatnya Iduladha 2017. Karenanya, ia berencana membawa kambing dalam jumlah lebih banyak.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya