SOLOPOS.COM - Petugas paramedis, Romdani, memeriksa kesehatan hewan ternak di Giritontro, Wonogiri, Senin (28/8/2017). (Istimewa/Surip Surono)

Sebanyak 18.521 hewan kurban dikirim dari Wonogiri ke wilayah Jabodetabek menjelang Iduladha tahun ini.

Solopos.com, WONOGIRI — Setiap tahun menjelang Hari Raya Kurban, peternak Wonogiri kebanjiran permintaan hewan ternak dari sejumlah daerah, khususnya wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tercatat, sejak awal Agustus hingga Minggu (27/8/2017) sedikitnya 18.521 hewan ternak telah dikirim ke Jabodetabek. Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri, Surip Surono, membeberkan belasan ribu hewan itu terdiri atas 2.800 sapi, 15.400 kambing, 320 domba, dan seekor kerbau.

Hewan ternak yang akan dikirim ke luar Provinsi Jawa Tengah (Jateng) itu sudah mendapatkan surat kesehatan hewan (SKH). Sementara hewan ternak yang dikirim ke daerah lain tetapi masih wilayah Jateng, tidak perlu menggunakan pengantar SKH dari Dislapernak.

Namun, menurutnya, jumlah hewan yang dikirim ke wilayah lain di Jateng lebih sedikit dibandingkan jumlah hewan yang dikirim ke luar Jateng. “Kami fokus pemeriksaan di penampungan dan hewan ternak yang akan dikirim ke luar provinsi yang menggunakan SKH,” kata Surip saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin (28/8/2017).

Menurutnya, secara umum kondisi hewan ternak di Wonogiri sehat. Namun, ada beberapa hewan ternak yang sakit ringan seperti belek, kembung, dan kurang nafsu makan.

Dia menegaskan penyakit menular antraks yang sempat mewabah pada hewan ternak di daerah Giritontro tahun lalu saat ini tidak ada. Berdasarkan pemeriksaan petugas di sejumlah peternakan warga, lanjut dia, kondisi hewan sehat dan siap digunakan berkurban.

“Baru saja saya mendapat laporan dari tim di sana. Hewan ternak di sana tidak terkena penyakit, baik-baik saja,” imbuh dia.

Surip menyampaikan sosialisasi kesehatan hewan sudah dilakukannya sejak sekitar tiga bulan lalu. Hal itu tidak lepas dari pertimbangan pemberian obat cacing pada hewan ternak minimal dua bulan sebelum Hari Raya Kurban.

Sosialisasi kesehatan hewan ternak itu dilakukan di seluruh kecamatan di Wonogiri yang dilakukan empat orang, salah satunya petugas Dislapernak. Dia mengimbau para peternak tidak memberi makan sembarangan untuk hewan ternak mereka.

“Jangan diberi makan sisa makanan di dapur. Jangan memberi makan rumput yang terlalu pagi diambil karena dikhawatirkan ada cacingnya,” imbau dia.

Dia juga berpesan kepada pembeli hewan ternak agar melihat keadaan hewan yang akan dibeli dengan saksama. Pembeli harus memastikan hewan ternak itu jalannya tegak.

Saat jari pembeli didekatkan dengan mata, hewan itu berkedip. Selain itu, harus dipastikan hewan itu punya nafsu makan yang baik.

“Itu ciri-ciri hewan yang sehat. Sedangkan umur hewan bisa diketahui melalui recording. Tetapi, sebagian peternak tidak mempunyai sehingga bisa mengetahui umur dari gigi hewan. Kalau tanggal satu, berarti berumur dua tahun. Tetapi, ada juga peternak nakal yang sengaja membuat ompong gigi hewan ternaknya. Oleh karena itu, perlu hati-hati,” jelas Surip.

Sementara itu, peternak sapi, Tri Pranoto, warga Wonokerto, Wonogiri, sudah memberi obat cacing untuk lima hewan ternaknya, yakni empat hewan dewasa dan seekor sapi yang belum genap setahun. Dua sapi jantannya saat ini dalam keadaan sehat.

“Sudah ada yang menawar, tetapi belum saya lepaskan karena belum cocok harganya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya