SOLOPOS.COM - Jamaah salat Idul Adha meninggalkan area Gumuk Pasir, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul, usai melaksanakan salat Idul Adha, Senin (12/9/2016). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Iduladha 2016, warga di pesisir selatan menggelar salat id di gumuk pasir

Harianjogja.com, BANTUL—Sudah puluhan tahun masyarakat Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul menunaikan ibadah salat Iduladha maupun Idulfitri di Gumuk Pasir, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul. Warga menilai Gumuk Pasir menggambarkan tanah suci karena mirip seperti di Arab.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah Seorang Panitia Salat Iduladha, Sutono mengungkapkan Gumuk Pasir dinilai menyerupai kondisi di Arab sebagai tanah suci umat islam. “Salat di tempat yang lapang dan luas merupakan salah satu sunah nabi. Kalau di sini [gumuk pasir] jadi ada bayangan seperti gurun pasir di Mekah,” ujarnya, Senin (12/9/2016).

Dia menilai Gumuk Pasir menjadi tempat yang ideal untuk salat yang diikuti banyak jemaah seperti salat Idulfitri dan Iduladha. Menurutnya meskipun panas, salat di pasir tidak akan menggangu, sedangkan ketika hujan, salat di pasir masih dapat dilakukan karena tidak akan becek.

Hal itu benar terjadi. Sesaat ketika salat Idul Adha akan dimulai, hujan sempat mengguyur kawasan Gumuk Pasir selama beberapa menit. Jamaah yang sudah bersiap mendadak berhamburan mencari tempat teduh. Namun, tak lama kemudian setelah hujan reda jamaah kembali ke tempat yang sudah disediakan. Salat dimulai pada pada pukul 06.40 WIB.

“Sebelumnya memang tidak ada antisipasi, jadi tadi ya cuma bisa menunggu hingga hujan reda. Syukur masih bisa terlaksana, meskipun karena hujan jamaahnya berkurang hampir separuh,” tutur Sutono yang juga merupakan pengurus  Pimpinan Ranting Muhammadiyah Parangtris itu.

Bersambung halaman 2


Sebelumnya Sutono dan berserta panitia penyelenggara dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah Parangtritis lainya sempat khawatir, kareana kondisi mendung sesaat sebelum salat Iduladha dimulai. Namun karena melihat mendung menuju arah barat, dia optimis hujanya tidak akan lama dan dapat salat Iduladha dapat dilaksanakan.

Kata Sutono, meskipun salat Iduladha terlaksana dengan lancar, kondisi hujan tersebut membuat jamaah jauh berkurang. Menurutnya  selama kurang lebih lebih 10 tahun penyelenggaraan salat Idul Adha maupun Idul Fitri di gumuk pasir jamaahnya selalu banyak.

“Salat Idul Fitri kemarin jamaahnya kurang lebih ada 5000 dan mendapatkan Rp35 juta dari infaq jamaah. Kalau salat Iduladha kali ini mungkin hanya setengahnya,” kata Sunarto.

Sementara itu Sarjini, warga Desa Prangtritis yang juga mengikuti salat Iduladha di gumuk pasir, mengatakan salat Iduladha dan Idulfitri di Gumuk Pasir sudah menjadi tradisi. Dia menuturkan setiap tahunya jika salat Iduladha dan Idulfitri seluruh warga Desa Parangtritis dari semua dusun berbondong-bondong ke Gumuk Pasir.

“Gumuk Pasir dipilih sebagai tempat salat, mungkin juga karena mirip dengan gurun pasir di Arab,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya