SOLOPOS.COM - Ribuan umat Islam memadati Jl. Raya Sukowati Sragen untuk menjalankan ibadah Salat Iduladha, Kamis (24/9/2015) pagi. Pada saf paling depan masih kosong karena tidak ada pimpinan daerah yang ikut dalam kegiatan itu. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Iduladha 2015 yang dirayakan pada hari yang berbeda membuat salat Id di Sragen hari ini tak dihadiri muspida.

Solopos.com, SRAGEN — Ribuan muslim memadati Jl. Raya Sukowati sepanjang hampir 1 km dan halaman Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Pengadilan Negeri (PN), dan BPR Djoko Tingkir, untuk menjalankan Salat Iduladha, Kamis (24/9/2015). Namun tak ada satupun unsur musyawarah pimpinan daerah (muspida) Sragen yang hadir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Takbir terus berkumandang di jalan protokol Bumi Sukowati sejak pukul 05.00 WIB. Panitia mengarahkan warga muslim agar segera membuat saf dari sisi barat, tepatnya di simpang tiga toko pojok. Sementara para muslimah membuat saf di halaman kantor-kantor pemerintah yang berada di sepanjang jalan itu.

Jam tangan menunjukkan pukul 05.50 WIB. Kabag Kesra Setda Sragen, Budiyono, masih mondar-mandir di luar batas jamaah Salat Iduladha sembari memecet tombol HP. Dia berusaha menghubungi ajudan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman atau ajudan Wakil Bupati Sragen Daryanto.

Ternyata Bupati sudah melaksanakan Salat Id pada Rabu (23/9/2015) lalu di Masjid Raya Sragen. Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen, Mahmudi, memberi tanda pukul 06.05 WIB salat harus dimulai. Akhirnya, Budi memberi kepastian bahwa Bupati dan Wakil Bupati tidak ikut salat Iduladha dalam kesempatan itu.

Kapolres Sragen, AKBP Ari Wibowo, Komandan Kodim, dan sejumlah pimpinan daerah lainnya tak hadir dalam kegiatan rutin setiap 10 Dzulhijah itu. Ritual salat pun dimulai tanpa kehadiran Mupida. Mahmudi yang juga Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sragen itu memekikkan takbir beberapa kali sebagai tanda dimulainya salat Iduladha 2015.

Ketua Pengadilan Agama Sragen, Wahyudi Djaelani, menjadi khatib dalam acara itu. Wahyudi menyampaikan pesan moral keluarga Ibrahim yang patut diteladani. Dia menyampaikan tiga pesan moral yang diambil dari perayaan Iduladha 2015.

Ketiga pesan itu meliputi selalu berbaik sangka kepada Allah; mencari rezeki yang halal dan mendidik keluarga.

“Anak-anak remaja sekarang begabung dalam geng-geng motor dan tidak sedikit yang berani bertindak anarkis. Perilaku mereka tidak pernah diduga sebelumnya. Banyak anak dieksploitasi di sudut-sudut jalan dan diperalat menjadi anak jalanan dan pengemis. Kami juga prihatin dengan hasil survei yang menunjukkan kemorosotan moral dan akhlak,” kata Wahyudi.
Wahydui.

Dia juga meminta warga muslim untuk membangkitkan semangat berkorban demi kejayaan umat dengan membangun rumah tangga yang bahagia dan sejahtera sebagai unit terkecil saka guru masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya