SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyembelihan hewan kurban sebelum pandemi Covid-19. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Idul Adha 2016, ada 60 petugas yang memantau pemotongan hewan kurban di Solo.

Solopos.com, SOLO–Dinas Pertanian dan Petermakan (Dispertan) Solo bakal mengerahkan 60 petugas untuk memantau langsung proses pemotongan hewan kurban di berbagai tempat di Solo saat perayaan Idul Adha mendatang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabid Perlindungan Dispertan Solo, Herry Mirna, mengatakan puluhan petugas tersebut akan menyebar ke sekitar 700 tempat pemotongan hewan kurban di berbagai kecamatan di Solo. Petugas akan mengecek kesehatan hewan kurban dan kualitas daging kurban. Dispertan ingin daging kurban yang disalurkan kepada masyarakat dalam kondisi layak.

“Kami siapkan 60 orang untuk datang ke masyarakat di lokasi-lokasi pemotongan hewan kuraban. Mereka akan mengawasi kesehatan hewan termasuk kualitas dagingnya. Lokasinya nanti tersebar, sekitar ada 700 tempat. Satu petugas nanti bisa pegang 10 tempat,” kata Mirna kepada Solopos.com di sela-sela acara Pelatihan Pemotongan Hewan Kurban di aula Dispertan Solo, Kamis (4/8/2016).

Berdasarkan pengalaman tahun lalu, menurut Mirna, petugas menemukan banyak hewan kurban memiliki hati yang mengandung cacing dan mengidap pink eye (mata merah). Dia menegaskan hati hewan kurban yang mengandung cacing tidak layak konsumsi. Bukan karena bisa menularkan penyakit, namun hati hewan yang mengandung cacing tergolong menjijikkan.

“Kami mewaspadai banyak hal pada hewan kurban. Salah satunya adalah cacing hati karena tahun-tahun sebelumnya banyak ditemukan. Selain cacing hati, kami juga menemukan banyak hewan kurban dengan pink eye atau mata merah. Kami tidak akan kasih obat suntik kepada hewan-hewan tersebut. Kami hanya boleh kasih obat luar karena hewan mau dipotong,” jelas Mirna.

Sementara itu, Pelatihan Pemotongan Hewan Kurban di kantor Dispertan diikuti oleh puluhan takmir masjid dan panitia kurban dari berbagai kecamatan di Solo. Pelatihan tersebut digelar selama tiga hari, Selasa-Kamis (2-4/8/2016). Peserta pada hari pertama diikuti oleh perwakilan dari Kecamatan Pasar Kliwon dan Laweyan, hari kedua dari Jebres dan Serengan, dan hari ketiga dari Banjarsari.

Selain mendengarkan materi di dalam ruangan, peserta juga diajak menyaksikan langsung cara-cara pemotongan hewan kurban berupa sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Dispertan Solo. Mirna menegaskan hewan kurban harus diistirahatkan minimal selama 12 jam sebelum dipotong. Hal itu diperlukan untuk mengembalikan kondisi dan cadangan glikogen otot pada hewan sehingga menghasilkan daging dengan kualitas baik.

“Semua petugas dan perlengkapan harus siap sebelum hewan dibawa ke tempat penyembelihan. Hewan harus sehat dan telah diperiksa antemortem maksimal 24 jam sebelum dipotong. Hindarkan penggelonggongan sapi. Apabila ada hewan sakit atau tampak sakit, maka hewan tersebut tidak dipotong,” imbau Mirna saat sosialisasi kepada takmir masjid dan panitia kurban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya