SOLOPOS.COM - Petugas gabungan Disnakan Sragen memeriksa hewan kurban yang dijual di wilayah Sragen, Senin (21/9/2015). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Idul Adha 2015, Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen menemukan beberapa hewan kurban sakit.

Solopos.com, SRAGEN–Tim dokter hewan dari Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen memeriksa hewan kurban di lima lokasi di wilayah Kecamatan Sragen Kota, Ngrampal, Karangmalang, dan Sidoharjo, Senin (21/9/2015). Dalam pemeriksaan itu, tim Disnakan menemukan dua ekor kambing mengalami mata merah (belek) dan seekor kambing mencret.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tim Disnakan itu terdiri atas tiga orang. Tim yang dipimpin drh. Suprapto itu melakukan pemeriksaan fisik hewan kurban di sejumlah tempat penampungan hewan kurban.

Koordinator tim, drh. Suprapto, saat ditemui Solopos.com, Senin siang, mengatakan pemeriksaan fisik itu meliputi pemeriksaan mata, kulit (scabies), cacat termasuk monorcit atau buah pelir, umur, dan seterusnya.

“Kalau aturannya buah pelir itu harus dua. Kalau hanya satu buah itu namanya cacat sehingga tidak boleh jadi hewan kurban. Untuk mengetahui umur hewan terutama kambing dilihat dari giginya, yakni poel atau tidak. Ada kriteria poel I itu biasanya berumur 1-1,5 tahun dan poel II itu pada usia 1,5 tahun ke atas,” ujar Suprapto.

Dia menjumpai dua ekor kambing yang terjangkit mata merah atau belek di tempat panampungan kambing di Teguhan, tepatnya di sebelah barat Kantor Badan Diklat Sragen dan di Puro, Karangmalang. Kedua ekor kambing itu cukup diberi salep antibelek. Selain itu dia juga menemukan seekor kambing mencret di Puro.
“Mencretnya kambing itu bukan karena penyakit tetapi karena faktor pakan. Saya kira cukup diberi suntikan vitamin sudah cukup untuk mengatasi kambing mencret,” tambahnya.

Lima lokasi yang menjadi target tim Disnakan terdiri atas tempat penampungan kambing di Desa Warek Ngrampal, Teguhan Sragen Kota, Puro Karangmalang, Pungkruk Sidoharjo, dan Krapyak Sragen Kota.

“Pemeriksaan ini terus berlangsung sampai hari H Idul Adha. Sebenarnya pemeriksaan hewan kurban dilaksanakan sejak pekan lalu namun hanya di daerah masing-masing. Kalau tempat penampungan itu rata-rata hanya kambing. Kalau sapi biasanya di rumah penduduk atau di pasar hewan,” tutur dia.

Seorang pedagang hewan kurban asal Banaran, Sambungmacan, Lasmanto, 25, saat ditemui Solopos.com, Senin siang, mengaku menggeluti bisnis hewan kurban selama dua tahun. Selama ini, dia baru menjual empat ekor kambing dari 29 ekor hewan kurban yang ditampung di Puro, Karangmalang.
Harga kambing kurban milik Lasmanto bervariasi Rp1,5 juta-Rp2,9 juta per ekor. Kambing jawa, kata dia, harganya lebih tinggi mencapai Rp2,5 juta per ekor sedangkan kambing gembel hanya Rp2 juta per ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya