SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kulit pohong atau singkong biasanya oleh warga di Gunungkidul digunakan untuk makanan hewan ternak seperti kambing. Namun di tangan Suti Rahayu, kulit pohong bisa dimanfaatkan menjadi keripik yang dapat dikonsumsi sebagai cemilan yang gurih.

Bahkan dari ketrampilannya itu, Suti bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Suti berkisah, ide awal pembuatan keripik kulit pohong itu ketika melihat “ampas” tersebut hanya digunakan sebagai pakan ternak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Daripada dimakan hewan ternak, mending dibuat jadi produk olahan,” kata Suti kepada Harian Jogja di Kecamatan Playen, Kamis (7/6) siang.

Awal mulanya, Suti sempat berpikir bagaimana kulit pohong itu dapat dikonsumsi. Tentu saja Suti tidak langsung menggorengnya, melainkan difermentasi selama dua hari. “Lalu dikukus dan direndam selama dua jam,” kata Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya tersebut.

Suti kemudian memilah kulit itu menjadi dua bagian, kulit luar dan kulit dalam. Untuk keripik kulit, dia menggunakan kulit dalam yang berwarna putih sedangkan kulit luar dibuang.

Setelah melalui proses itu, kulit pohong itu lalu digoreng menggunakan tepung singkong atau Mocaf (modified cassava flour). Inovasi ini baru digarapnya sejak tiga bulan belakangan. “Tidak pakai modal banyak, karena hanya pakai kulit pohong,” kata Suti.

Keripik kulit pohong itu dijualnya seharga Rp20.000 per kilogram. Namun, sejauh ini pemasaran produk olahan itu baru di pasar tradisional atau toko di Gunungkidul, belum merambah pasar yang lebih luas. “Yang mahal dari keripik kulit pohong itu adalah perlakuannya,” kata Suti.

Menurutnya, inovasi ini dibantu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dinas Pertanian Gunungkidul serta instansi lainnya. Produksi keripik kulit pohong itu dilakukan di Dusun Sumberejo, Desa Ngawu, Kecamatan Playen. Suti mengatakan kandungan gizi camilan ini adalah karbohidrat.

Menurutnya, kendala yang dihadapi dalam produksi keripik ini adalah bahan baku singkong yang tidak tersedia setiap saat. Biasanya, bahan baku ini hanya tersedia pada bulan Juni, Juli, Agustus, September. Sebelum membuat produk ini, Suti juga memproduksi keripik bonggol pisang. Anda tertarik?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya