SOLOPOS.COM - Pengiriman jenazah Albar Mahdi, santri Pondok Modern Darussalam Ponorogo yang meninggal dunia karena dianiaya di rumah duka di Palembang. (IG @soimah_didi)

Solopos.com, PONOROGO — Albar Mahdi, santri Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, meninggal dunia karena dianiaya. Ada cerita miris saat jenazah santri itu ke kampung halamannya di Palembang, Sumatera Selatan.

Ibunda Albar Mahdi melalui akun Instagram pribadinya @soimah_didi menceritakan petugas yang ditugaskan untuk membawa jenazah anaknya tidak bercerita jujur. Bahkan disebut anaknya meninggal dunia karena terjatuh karena kelelahan saat mengikuti acara Perkemahan Kamis Jumat (Peerkajum).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Soimah menceritakan anaknya yang merupakan santri kelas 5 Pondok Gontor Ponorogo dikabarkan meninggal dunia pada Senin (22/8/2022). Dirinya mendapatkan kabar kematian anaknya itu pukul 10.20 WIB. Padahal dalam surat kematian yang diterimanya, anaknya meninggal dunia pukul 06.45 WIB.

Ada apa! Rentang waktu itu menjadi pertanyaan keluarga kami,” tulisnya di akun @soimah_didi yang dikutip Solopos.com, Senin (5/9/2022).

Baca Juga: Santri Pondok Gontor Meninggal Dianiaya, 7 Orang Diperiksa Polres Ponorogo

Setelah mendengar kabar kematian anaknya itu, Soimah mengaku kaget dan tidak bisa berpikir apa-apa. Waktu itu, dia hanya berharap jenazah anaknya segera tiba di Palembang.

Hingga akhirnya pada Selasa (23/8/2022) siang, jenazah anaknya pun tiba di rumah duka. Jenazah Albar Mahdi diantar pihak Pondok Gontor yang dipimpin ustaz Agus.

“Itu pun saya tidak tahu siapa ustaz Agus itu hanya perwakilan,” kata dia.

Di hadapan para pelayat, lanjut Soimah, disampaikan kronologi kejadian hingga anaknya meninggal dunia. Saat itu disampaikan anaknya meninggal karena terjatuh akibat kelelahan saat mengikuti Perkajum. Apalagi anaknya dipercaya sebagai Ketua Perkajum.

Baca Juga: Polres Ponorogo Selidiki Kasus Santri Pondok Gontor yang Meninggal Dianiaya

“Mungkin alasan itu bisa kami terima bila sesuai dengan kenyataan kondisi mayat anak saya,” jelas dia.

Namun, karena banyak laporan dari wali santri lainnya mengenai kronologi kematian anaknya bukan terjatuh. Akhirnya, pihak keluarga meminta agar mayat dibuka.

Setelah dibuka, Soimah mengaku tidak tega melihat kondisi mayat anaknya. Soimah mengaku marah karena laporan kronologi yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima.

Baca Juga: Santri Gontor Meninggal Dianiaya, Pelaku Langsung Dikeluarkan dari Pondok

Lantaran tidak sesuai dengan kronologi versi pihak perwakilan Pondok Gontor, dia pun akhirnya menghubungi pihak forensik dan rumah sakit melakukan autopsi terhadap mayat anaknya.

Kemudian setelah didesak keluarga, perwakilan dari Pondok Gontor tersebut mengakui bahwa Albar Mahdi meninggal dunia karena menjadi korban kekerasan.

“Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan saya telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang notabene nomor satu di Indonesia,” jelasnya di unggahan Instagram.

Atas ketidakjelasan kronologi yang disampaikan kepada pihak keluarga, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo menyampaikan permintaan maaf.

Baca Juga: Pesawat Latih Mendarat Darurat di Pantai Ngagelan Banyuwangi, 2 Awak Terluka

Melalui keterangan tertulis, Juru Bicara Pondok Gonto, Noor Syahid, menyampaikan perminataan kepada orang tua dan keluarga almarhum Albar Mahdi terkait proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka.

“Kami juga meminta maaf kepada orang tua dan keluarga almarhum, jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka. Sekali lagi, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” jelas Noor Syahid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya