SOLOPOS.COM - Ilustrasi seller Tokopedia. (Istimewa/Tokopedia)

Solopos.com, JAKARTA – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tak jarang merasa takut omzet penjualan mereka di marketplace online merosot seiring persaingan yang semakin terbuka.

Namun tampaknya, ketakutan seperti itu tak dirasakan pelaku UMKM yang berdagang di platform Tokopedia. Di marketplace hijau tersebut, pedagang bisa tumbuh bersama-sama, bukan saling bersaing, karena adanya inisiatif Hyperlocal Tokopedia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bahkan, inisiatif tersebut mampu meningkatkan indeks penjualan UMKM hingga 147%. Angka itu bukan main besarnya dan begitu berarti untuk para pelaku UMKM.

Riset yang dilakukan Tokopedia bersama Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) berjudul Analisis Dampak Program Hyperlocal Tokopedia terhadap Kondisi Bisnis Penjualan secara Daring, Ekonomi, dan Sosial Kota-Kabupaten Program Hyperlocal, membuktikan Hyperlocal Tokopedia mampu meningkatkan omzet penjualan online pelaku UMKM.

Peneliti INDEF, Nailul Huda, menjelaskan rata-rata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia meningkat 147% pada 2020-2021 dibandingkan 2017-2019.

“Surabaya, Bandung, dan Jogja menjadi tiga kota dengan Hyperlocal Tokopedia yang memiliki indeks penjualan dan indeks omzet penjualan paling tinggi,” ungkap Huda.

Baca Juga: Akhiri Tren Pelemahan, Saham GOTO Melesat 13,79 Persen

Surabaya mengalami peningkatan indeks penjualan dan index omzet penjualan masing-masing sebesar 194% dan 85%, Bandung 27% dan 100%, sedangkan Yogyakarta 148% dan 64%.

Riset ini juga menunjukkan rata-rata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia lima kali lipat lebih besar dibandingkan kota tanpa Hyperlocal pada 2017-2021.

Sedangkan indeks omzet penjualan pelaku UMKM secara online sebagai seller Tokopedia di kota dengan Hyperlocal meningkat 67% pada periode 2020-2021 dibandingkan 2017-2019.

“Di sisi lain, riset ini memotret kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi yang positif di berbagai kota dengan Hyperlocal Tokopedia, yang turut berkontribusi menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi di tengah pandemi. Surabaya 4,29%, Yogyakarta 5,09%, dan Semarang 5,16% menjadi kota dengan kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 2020-2021,” jelas Huda.

Sepanjang 2019-2021, rata-rata persentase pertumbuhan ekonomi di kota tanpa Hyperlocal tercatat sebesar 1,26%, sedangkan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia angkanya lebih tinggi, yaitu 2,78%.

Hyperlocal Tokopedia Tekan Pengangguran dan Kemiskinan

“Inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan peningkatan pengangguran  agar tidak naik terlalu tajam imbas dari kondisi pandemi Covid-19. Secara statistik, inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan laju peningkatan pengangguran,” papar Huda.

Hadirnya inisiatif Hyperlocal Tokopedia juga membuat kota-kota dengan Hyperlocal memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah sebesar 0,14% dibandingkan kota-kota tanpa Hyperlocal.

Baca Juga: Tokopedia Card Jadi Kartu Kredit Terbaik Versi The Asian Banker Awards 2022

Surabaya, Semarang dan Medan menjadi kota dengan tingkat penurunan kemiskinan terbesar setelah adanya program Hyperlocal.

“Mengusung teknologi geo-tagging, Hyperlocal telah memperluas cakupan transaksi penjual, mempermudah masyarakat menemukan toko terdekat, membuat transaksi lebih efisien karena ongkir lebih hemat, dan peningkatan eksposur UMKM lokal dengan potensi penjualan yang besar,” jelas AVP of Regional Growth Expansion [RGX] Tokopedia, Trian Nugroho.

Membandingkan data 2017-2019 dengan 2020-2021, Tokopedia dan INDEF mencatat, kota dengan peningkatan indeks jumlah penjual tertinggi, yaitu Surabaya 48%, Bandung 65%, dan Yogyakarta 67%. Sedangkan kota dengan peningkatan indeks jumlah pembeli tertinggi mencakup Bandung 122%, Yogyakarta 142%, dan Surabaya (154%).

Peran Penting UMKM Lokal

Meningkatnya omzet penjualan online para pelaku UMKM berkat Hyperlocal Tokopedia itu tentu turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, para pelaku UMKM telah berkontribusi Rp8.547 triliun terhadap PDB Indonesia.

Kontribusi UMKM lokal terhadap PDB pun tercatat meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 60,3% pada 2019. Pemerintah di sisi lain menargetkan pertumbuhan wirausaha di Indonesia sebesar 4% pada 2024.

“UMKM lokal juga memegang peranan dalam peningkatan ekonomi digital, namun aktivitas ekonomi digital Indonesia saat ini masih terpusat di kota-kota besar. Sebagai gambaran, Jakarta menyumbang 17% terhadap PDB Indonesia,” ungkap Trian.

Baca Juga: Transaksi dan Jumlah Penjual Tokopedia Meningkat, Ini Faktor Pendorongnya

Trian menjelaskan UMKM di seluruh penjuru Indonesia punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, serta berkontribusi terhadap perekonomian.



Hal ini yang menggugah Tokopedia menghadirkan inisiatif Hyperlocal demi mengangkat omzet penjualan online para pelaku UMKM.

Inisiatif Hyperlocal mengusung teknologi geo tagging untuk mendekatkan penjual dengan pembeli di mana pun mereka berada, agar pembeli bisa mendapatkan produk kebutuhan yang lebih beragam dengan lebih cepat dan efisien.

Baca Juga: Daftar 10 Orang Terkaya di Dunia Menurut Forbes, Intip Yuk!

Dengan fitur seperti itu, pelaku UMKM di seluruh penjuru Indonesia punya kesempatan yang sama untuk bertumbuh tanpa harus pindah ke kota besar.

Salah satu layanan dibawah naungan Iinisiatif Hyperlocal adalah layanan fulfillment Dilayani Tokopedia, halaman promosi khusus bagi produk UMKM setempat yang telah dikurasi yaitu Kumpulan Toko Pilihan, digitalisasi pasar tradisional, dan festival belanja bulanan Waktu Indonesia Belanja (WIB) Lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya