SOLOPOS.COM - Ratusan warga mengantre sembako dalam Bakti Sosial (Baksos) yang digelar di Balai Desa Gilirejo Baru, Miri, Sragen, Selasa (16/5/2017). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

HUT Solopos diperingati salah satunya dengan acara bakti sosial (Baksos).

Solopos.com, SOLO — Bakti sosial (baksos) Solopos dalam rangka hari ulang tahun ke-20 dilakukan di Desa Gilirejo Baru, Miri, Sragen, Selasa (16/5/2017). Perjalanan nyaris 3 jam dari Griya Adisucipto 190 Solo berbuah manis. Ratusan warga yang sudah menunggu sejak pagi antusias mengikuti kegiatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ratusan warga Gilirejo Baru, Sragen mengikuti seremonial baksos Solopos, Selasa (16/5/2017). (Istimewa/Tim HUT Solopos)

Ratusan warga Gilirejo Baru, Sragen mengikuti seremonial baksos Solopos, Selasa (16/5/2017). (Istimewa/Tim HUT Solopos)

Wajah Suginem, 55, terlihat semringah. Setelah menunggu hampir dua jam lamanya, akhirnya warga Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Sragen, itu bisa menukarkan kupon miliknya dengan sembako. Suginem bisa membawa pulang 4 kg beras, gula pasir dan mi telor setelah mengikuti kegiatan Bakti Sosial (Baksos) yang digelar Solopos dalam rangka menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-20 di Balai Desa Gilirejo Baru, Selasa (16/5/2017).

Dua Pekan

“Alhamdulillah, beras ini bisa digunakan untuk dua pekan ke depan. Di desa ini, beras harus membeli. Sawah kami sudah disulap menjadi Waduk [Kedung Ombo]. Lahan yang tersisa hanya cocok ditanami palawija seperti jagung dan kacang-kacangan,” ujar Suginem kala berbincang dengan Solopos.com seusai acara.

Lantaran tidak ada lahan produktif untuk ditanami padi, mau tidak mau warga harus membeli beras. Di desa itu terdapat pasar tradisional yang hanya dihuni belasan pedagang. Pasar itu biasa dibuka pada Pon dan Legi.

Seremonial baksos Solopos, Selasa (16/5/2017), di Gilirejo Baru, Sragen. (Istimewa/Tim HUT Solopos)

Seremonial baksos Solopos, Selasa (16/5/2017), di Gilirejo Baru, Sragen. (Istimewa/Tim HUT Solopos)

“Pasar itu buka pagi. Agak siang sedikit sudah tutup. Di pasar ini, kami biasa membeli beras dan kebutuhan pokok lainnya,” terang Subandi, 60, warga Dusun Dondong Timur, RT 002, Desa Gilirejo Baru.

Gilirejo Baru merupakan salah satu desa di Kecamatan Miri yang terpencil. Desa ini lahir karena proyek pembangunan Waduk Kedung Ombo (WKO) pada zaman orde baru. Pemekaran Desa Gilirejo menjadi Gilirejo Lama dan Gilirejo Baru baru mendapat persetujuan Kementerian Dalam Negeri pada 2002 lalu.

“Proyek WKO menenggelamkan separuh Desa Gilirejo pada 1987. Sekitar 400 keluarga kemudian mencari tempat berlindung. Jarak lokasi baru dengan desa asal mencapai kurang dari tujuh kilometer yang dipisahkan oleh WKO,” kata Kepala Desa Gilirejo Baru, Hartono.

Perwakilan Pesona Citpa presentasi saat Seremonial baksos Solopos, Selasa (16/5/2017), di Gilirejo Baru, Sragen. (Istimewa/Tim HUT Solopos)

Perwakilan Pesona Citpa presentasi saat Seremonial baksos Solopos, Selasa (16/5/2017), di Gilirejo Baru, Sragen. (Istimewa/Tim HUT Solopos)

Desa Gilirejo Baru kini memiliki jumlah penduduk sekitar 3.000 jiwa yang terbagi sekitar 750 keluarga. Permukiman ini awalnya hanya dihuni sekitar 2.000 jiwa yang terbagi sekitar 400 keluarga. Proyek pembangunan WKO tidak hanya membuat warga kehilangan tempat tinggal, tetapi juga kehilangan mata pencaharian sebagai petani.

Sebagian warga memilih menanam palawija di lahan milik Perhutani. Warga memang tidak menyewa lahan kering itu. Tapi, sebagian dari hasil panen harus disetor kepada Perhutani.

Perwakilan Solo Grand Mall (SGM) presentasi saat Seremonial baksos Solopos, Selasa (16/5/2017), di Gilirejo Baru, Sragen. (Istimewa/Tim HUT Solopos)

Perwakilan Solo Grand Mall (SGM) presentasi saat Seremonial baksos Solopos, Selasa (16/5/2017), di Gilirejo Baru, Sragen. (Istimewa/Tim HUT Solopos)

“Sebagian warga memilih bekerja sebagai nelayan di WKO. Mereka sudah tidak lagi bertani karena lahan yang tersisa sudah tandus. Jadi, kami sangat berterima kasih sekali kepada Solopos yang bersedia membagikan sembako kepada warga kami. Semoga Solopos bisa semakin jaya dan menjadi media massa yang makin dipercaya masyarakat,” ucap Hartono.

Serah terima simbolis paket beras dari Solopos kepada Kepala Desa Gilirejo Baru, Kepala Desa Gilirejo Baru, Hartono, Selasa (16/5/2017), di Gilirejo Baru, Sragen. (Istimewa/Tim HUT Solopos)

Serah terima simbolis paket beras dari Solopos kepada Kepala Desa Gilirejo Baru, Kepala Desa Gilirejo Baru, Hartono, Selasa (16/5/2017), di Gilirejo Baru, Sragen. (Istimewa/Tim HUT Solopos)

Ratusan warga mengantre sembako dalam Bakti Sosial (Baksos) yang digelar di Balai Desa Gilirejo Baru, Miri, Sragen, Selasa (16/5/2017). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Ratusan warga mengantre sembako dalam Bakti Sosial (Baksos) yang digelar di Balai Desa Gilirejo Baru, Miri, Sragen, Selasa (16/5/2017). (Moh Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Sebanyak 280 paket sembako dibagikan dalam baksos tersebut. Kegiatan itu didukung oleh Hisamitsu, Pesona Cipta Security, Arbas Mitra Energi, Salonpas dan Solo Grand Mall (SGM). Di sela-sela kegiatan baksos itu digelar sosialisasi dari SGM dan Pesona Cipta Security.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya