SOLOPOS.COM - Istri terpidana mati Prancis Serge Arezki Atlouti, Sabine Megel Atlouti (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A)

Hukuman mati yang dijatuhkan kepada sejumlah gembong narkoba jilid II mendekati hari eksekusi.

Solopos.com, SOLO — Salah satu istri terpidana mati asal Prancis, Serge Arezki Atlouti, Sabine Megel Atlouti, menanti dengan cemas atas putusan yang dijatuhkan kepada suaminya tersebut. Sabine Megel mengaku lelah dengan proses hukuman mati ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip Solopos.com dari Kantor Berita Antara, Minggu (15/3/2015), Sabine mengunjungi suaminya di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (12/3/2015) siang.

Sesaat setelah kunjungan Sabine tersebut, ia tidak bersedia diwawancarai karena mengaku sedang lelah,”Saya capek, enggak bisa ngomong banyak ke wartawan. Saya mau ke sini lagi,”

Dalam kunjungan itu, Sabine datang ke Nusakambangan pada Kamis pagi bersama tiga anaknya, Yasen Arezki Atlaoui (anak bungsu Serge), Samia Ans Eliane Atlaoui (anak Serge), dan Alexandre Ferdinand Megel (anak tiri Serge).

Tampaknya, pengakuan kelelahan Sabine berbanding terbalik dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop.

Setelah beberapa waktu lalu, Julie Bishop menyatakan tidak menyerah dalam memperjuangkan hidup terpidana hukuman mati, Myuran Sukumuran dan Andrew Chan, ia kembali dengan pengajuan akan menanggung semua biaya hidup dua warganya yang terbukti bersalah, selama di penjara Indonesia, asal keduanya tidak dihukum mati. [Baca juga: Bantahan Putra Jokowi Soal Eksekusi Mati]

Dilansir News, Kamis, Bishop berencana mengajukan penawaran kepada Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, agar kedua warganya dibebaskan dari hukuman mati atas dasar kemanusiaan. Apabila permintaan Bishop ini dikabulkan, ia berjanji akan menanggung semua biaya hidup Chan dan Sukumuran selama di penjara.

“Saat ini sedang diskusi awal. Saya mengajukan proposal kepada Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Tapi belum terima tanggapan dari beliau [Retno Marsudi] terkait dengan isu tersebut,” kata Bishop.

Berdasarkan keterangan Bishop, dalam diskusi awalnya dengan Retno, Menlu Indonesia tersebut menolak tawaran Bishop. “Dia [Retno] menanggapi pertanyaan dari diskusi tentang pertukaran tawanan, dan menolak untuk menerima tawaran itu,” jelas Bishop.

Namun begitu, Bishop mengaku tidak akan menyerah. Ia berupaya untuk membebaskan Chan dan Sukumuran dari eksekusi. Dalam kesempatan yang sama, Bishop juga menegaskan bahwa Pemerintah Australia tidak bermaksud menekan Indonesia. Menurut Bishop, Pemerintah Australia hanya berusaha dengan cara paling bersahabat demi kebebasan kedua warganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya