SOLOPOS.COM - Ilustrasi orang salat. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Rabu Wekasan atau Rabu Pungkasan kerap diisi dengan ibadah salat dan juga membaca doa. Lalu, bagaimana hukumnya menurut Islam dari pandangan Nahdlatul Ulama (NU)?

Pada Rabu Wekasan, umat muslim disarankan untuk memperbanyak ibadah, mulai dari salat, zikir, berdoa, hingga membaca tahlil secara bersama-sama. Hal ini bertujuan untuk menolak bala karena pada bulan Safar diyakini Allah SWT menurunkan 320.000 sampai 500.000 lebih macam penyakit atau musibah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk mengantisipasi hal tersebut, para ulama juga memperbanyak istigfar dan membaca doa ketika Rabu Wekasan. Hal tersebut kini menjadi tradisi turun temurun, khususnya oleh masyarakat Jawa.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat Rabu Wekasan tiba, umat muslim disarankan untuk melakukan salat dan berdoa. Menurut NU dalam situs resminya, NU online, hukum salat Rabu Wekasan haram. Jika memang melakukan salat, umat muslim diminta untuk berniat sebagai salat hajat, sebagaimana tertuang dalam hadis berikut ini.

Baca Juga: Rabu Wekasan Menurut Islam dari Pandangan NU

“Barangsiapa punya hajat kepada Allah atau diantara makhluk Allah, maka wudulah dan salatlah 2 rakaat, lalu baca doa,” (HR Ibnu Majah).

Sementara itu, membaca doa di malam Rabu Wekasan, NU memperbolehkan. Hal ini berdasarkan ahli hadis Syekh Abdurrauf al-Munawi berikut ini.

Baca Juga: Asal Usul Rabu Wekasan, Tradisi Turun Temurun Masyarakat Jawa

“Boleh menyebut Rabu sebagai ‘sial’ dengan cara untuk memberi peringatan. Yaitu hindari hari tersebut karena pernah turun adzab yang menyebabkan kebinasaan. Perbaharuilah taubat kepada Allah, agar tidak mengalami petaka seperti yang dialami kaum terdahulu,” penjelasan Syekh Abdurrauf al-Munawi dalam kitab Faidl al-Qadir.

”Ibnu Rajab berkata: yang disyariatkan jika ada hal yang tidak disuka, adalah dengan memperbanyak doa tolak bala, yang terdiri dari perbuatan taat, doa, benar-benar pasrah dan percaya pada Allah,” demikian bunyi keterangan Syekh Abdurrauf al-Munawi.

Baca Juga: Penuh dengan Filosofi, Deretan Arti Kata Sekaten dari Berbagai Bahasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya