SOLOPOS.COM - Sukarelawan dari BPBD Sragen bersama TNI/Polri bekerja bakti membersihkan puing-puing bangunan rumah warga Jenar, Sragen, yang rusak dilanda longsor, Selasa (15/12/2020). (Istimewa-Polsek Jenar)

Solopos.com, SRAGEN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen mulai melakukan mitigasi bencana menyusul adanya peringatan tentang dampak La Nina. Di sisi lain, di Sragen ada dua desa yang rawan bencana longsor.

Sesuai peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena La Nina yang terjadi pada akhir tahun ini berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas tinggi di sejumlah wilayah. Termasuk di Sragen. Ancaman datangnya bencana hidrometeorologi pun perlu diwaspadai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Agus Cahyono, mengaku telah mengedarkan surat imbauan kepada perangkat desa mengenai potensi bencana hidrometeorologi kepada organisasi perangka daerah dan pemerintah desa/kelurahan. Bencana hdirometeorologi yang dimaksud adalah banjir, longsor dan angin kencang.

Baca Juga: Kisah Warga Korban Tanah Amblas di Tanon Sragen, Rumah Anjlok 10 Meter

“Laporan sejauh ini baru penanganan pohon tumbang akibat angin kencang,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (3/11/2021).

BPBD Sragen, jelas dia, telah melakukan mitigasi bencana banjir yang berpotensi terjadi di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di 11 kecamatan di Sragen. Sedangkan wilayah rawan longsor ada di Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo dan Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe.

“Untuk mitigasi bencana hidrometologinya, kami meminta dukungan informasi dari sukarelawan. Kami membantu dan teman-teman sukarelawan juga melakukan penanganan karena berada di lokasi setempat, sehingga bisa menjangkau lebih cepat,” paparnya.

Baca Juga: Avanza Seruduk Tronton di Jalan Tol Sragen, 1 Meninggal dan 5 Luka-Luka

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sragen, Danang Hermawan, menyampaikan pernah ada penelitian bersama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dengan hasil risiko longsor sedang sampai tinggi ada di Musuk. Ada sekitar 42 keluarga yang tinggal di daerah rawan longsor yang belum mau dievakuasi dan direlokasi.

“Terkait peringatan dini kami sudah memasang rambu-rambu peringatan dini dan jalur evakuasinya. Belum lama ini kami telah membentuk desa tangguh bencana di Musuk. Kami memberikan edukasi kepada masyarakat untuk kesiapsiagaan bencana. Kami butuh forum pengurangan resiko bencana,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya