SOLOPOS.COM - Pupuk ilustrasi

Pupuk ilustrasi

KULONPROGO—Bagi sebagian orang, datangnya musim hujan bisa menjadi berkah. Namun, bagi produsen pupuk organik, turunnya hujan menyebabkan produksi terhambat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Parjan, ketua kelompok warga produsen pupuk organik di Dusun Pulo, Gulurejo, Lendah mengungkapkan, turunnya hujan sangat mengganggu kegiatan produksi pupuk kandang. Pasalnya, pupuk yang sudah diolah bakal membutuhkan waktu lebih lama untuk dikeringkan.

“Untuk mengeringkan kami menjemur di bawah terik matahari. Kalau hujan ya keringnya lama,” ujarnya Kamis (12/4).

Di dusun tersebut, setidaknya ada 20 orang yang tergabung dalam kelompok penghasil pupuk organik. Mereka mulai melakukan kegiatran usaha itu selama dua tahun terakhir.

Untuk mendapatkan kotoran sapi sebagai bahan baku utama, warga tinggal mengambil dari kandang-kandang sapi milik mereka yang ada di kampung tersebut. Setelah semuanya terkumpul, mereka mencampur kotoran itu dengan berbagai jenis obat-obatan organik seperti tetes tebu, dan didiamkan sekitar dua hingga tiga hari.

Setelah itu, tumpukan pupuk yang masih basah tersebut digiling secara manual, sebelum akhirnya dikeringkan. “Terus terang kami kekurang dana untuk membeli mesin giiling yang harganya Rp20 juta. Kalau ada mesin giling, pengerjaan bisa lebih cepat,” lanjut Parjan.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya