Solopos.com, SUKOHARJO -- Hujan deras disertai angin kencang melanda Kabupaten Sukoharjo dalam beberapa hari terakhir. Potensi hujan disertai angin kencang ini diperkirakan akan terus terjadi hingga akhir bulan ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Sri Maryanto, mengatakan hujan dengan disertai angin kencang yang melanda di wilayah Kabupaten Sukoharjo mengakibatkan sejumlah pohon tumbang. Bahkan belum lama ini hujan deras dan angin kencang mengakibatkan motor yang berada di area parkiran kompleks Setda setempat ambruk. Helm motor juga berserakan di jalanan lingkungan perkantoran tersebut.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sri Maryanto mengingatkan kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan ancaman pohon tumbang saat hujan deras disertai angin kencang. "Jangan berteduh di bawah pohon saat hujan deras atau dekat baliho dan papan reklame. Karena saat hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan rawan tumbang," katanya ketika berbincang dengan Solopos.com, Senin (16/11/2020).
Pihaknya mengajak masyarakat untuk mulai memangkas dahan pohon yang rimbun kemudian mengecek bangunan rumahnya masing-masing.
Selain angin puting beliung, BPBD juga terus memantau daerah rawan longsor. Daerah rawan longsor ini dipetakan di wilayah selatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru, dan Bulu. Pemantauan dilakukan lantaran kontur tanah di perbukitan atau tebing sebelumnya dalam kondisi kering saat musim kemarau. Kemudian menjadi basah dan banyak air akibat diguyur hujan deras dalam waktu lama. Kondisi tersebut menyebabkan tanah menjadi lembek dan rawan longsor.
“Tanah-tanah dengan kondisi muncul rekahan saat musim kemarau yang diwaspadai. Karena dari rekahan itu saat musim penghujan air akan masuk dan menyebabkan tanah menjadi lembek sehingga rawan longsor,” katanya.
Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 Sukoharjo Turun, Kenapa?
Perhatikan Lingkungan
Dia mengingatkan warga agar siap siaga dan melakukan upaya antisipasi dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitarnya. Yakni dengan mencermati tanda-tanda potensi longsor di sekitar lereng perbukitan. Beberapa tanda potensi longsor adalah munculnya retakan, munculnya rembesan atau mata air, pohon miring dan lainnya. Secara umum, dia meminta masyarakat waspada potensi kebencanaan, terutama yang tinggal di wilayah rawan banjir, longsor dan angin kencang.
“Retakan tanah itu apabila terus diguyur hujan deras maka besar kemungkinan terjadi tanah longsor. Jadi sebelum ada kejadian maka perlu dilakukan tindakan pencegahan seperti mengevakuasi warga,” lanjutnya.
BPBD Sukoharjo dalam mengantisipasi bencana alam juga mengaktifkan kembali alat komunikasi tradisional berupa kentongan atau bambu. Alat tersebut meski sudah tertinggal dibanding handphone atau komunikasi berteknologi tinggi, namun tetap masih bisa digunakan. Kentongan bisa memberi tanda bagi warga apabila terjadi banjir, tanah longsor atau bencana alam lain.
12 Guru di Sukoharjo Positif Covid-19, FSGI Minta PTM Ditunda
Kesiapsiagaan bencana tidak hanya pada pantauan kondisi alam. Kesiapan personil atau sukarelawan dari Tagana, TNI, Polri, dan instansi terkait juga ditingkatkan. Logistik, obat-obatan dan perlengkapan evakuasi juga disiagakan.