SOLOPOS.COM - Camat Polanharjo, Joko Handoyo, memukul gong menandai pencanangan Kecamatan Polanharjo menuju kecamatan inklusi yang ramah untuk disabilitas di gedung pertemuan Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kamis (14/4/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENKecamatan Polanharjo dicanangkan menjadi kecamatan inklusi. Berbagai kegiatan di kecamatan itu digadang-gadang ramah bagi para penyandang disabilitas.

Pencananganan Polanharjo menuju kecamatan inklusi digelar di gedung pertemuan Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kamis (14/4/2022) sore. Pencanangan Polanharjo menuju kecamatan inklusi mendapatkan dukungan penuh dari PT Tirta Investama Pabrik Aqua Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Camat Polanharjo, Joko Handoyo, mengatakan embrio pembentukan kecamatan inklusi di wilayahnya telah muncul 2020 silam. Saat kali pertama bertugas di Polanharjo, Joko mendapati ada sekitar 400 warga Polanharjo dengan kondisi disabiltas yang mayoritas disabilitas fisik dan ada yang mental. Agar tak sekadar data, kecamatan mulai menginisiasi pendampingan kepada mereka.

Baca Juga: Hebat! Penyandang Disabilitas Klaten Pasarkan Produk dengan Website

Ekspedisi Mudik 2024

Lantas ada pendampingan dari Inklusi Center Kecamatan Karanganom (ICKK) hingga terbentuk organisasi Rehabilitas Berbasis Masyarakat (RBM) tingkat Kecamatan Polanharjo. Program kerja mulai disusun. Sayang, pandemi Covid-19 sempat membuat kegiatan organisasi itu terhenti.

Seiring melandainya kasus Covid-19, impian Polanharjo menjadi kecamatan inklusi tumbuh lagi. Kepala desa diajak membuat RBM dan dilakukan pendataan ulang penyandang disabilitas. Mendapatkan dukungan dari berbagai pihak termasuk kalangan swasta, Polanharjo mulai mencanangkan diri menuju kecamatan inklusi yang ramah difabel.

“Ini baru awal. Kami akan terus dorong agar benar-benar membuat kecamatan yang ramah disabilitas. Tentunya ini butuh dukungan dari semua pihak sehingga penyandang disabilitas di Polanharjo itu memiliki hak dan perlindungan yang sama,” jelas dia.

Baca Juga: Kisah Penyandang Disabilitas Ditabrak Ninja, Angkringan Tutup 2 Pekan

Joko mengatakan fasilitas pelayanan publik di Polanharjo didorong agar ramah difabel. Selain itu, kelompok difabel di libatkan secara aktif dalam perencanaan pembangunan di tingkat kecamatan maupun desa. Pemetaan minat dan bakat difabel pun bakal digencarkan guna mendukung kemandirian mereka. Anak dengan kondisi disabilitas juga harus mendapatkan dukungan untuk sekolah.

“Di Polanharjo banyak wisata tentunya mendorong agar membuat wisata itu wisata yang ramah difabel,” kata dia.

Kepala Pabrik Aqua Klaten, I Ketut Muwaranata, mengatakan komitmen merengkuh kelompok disabilitas di Klaten sudah ada sejak 2016. Diawali dengan pembentukan ICKK, Pabrik Aqua Klaten mulai berkontribusi pada kegiatan terapi. Gerakan itu lantas menyebar ke Tulung hingga ada kegiatan pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas di kecamatan tersebut.

Baca Juga: Nasi Belut Jadi Favorit Angkringan Penyandang Disabilitas Klaten

“Sekarang ini di Polanharjo dicanangkan menuju kecamatan inklusi,” kata Ketut.

Stigma

Hingga kini Pabrik Aqua Klaten mendampingi 120 penyandang disabilitas dan 40 anak berketubuhan khusus dengan melibatkan 15 keluarga. Pendampingan itu menjadi bagian dukungan moral kepada difabel lantaran hingga kini masih ada stigma kepada para difabel.

Ketut mengatakan Pabrik Aqua Klaten berkomitmen mendukung Polanharjo menjadi kecamatan ramah difabel. Aqua siap memberikan pendampingan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing difabel.

Baca Juga: ULD-PB BPBD Klaten Punya Modul Khusus bagi Penyandang Disabilitas Netra

“Kalau memang sama dengan kebutuhan pendampingan yang sebelumnya tentu kami akan lakukan. Seperti terapi, pemberdayaan, serta mendukung pencapaian prestasi,” kata dia.

Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Disabilitas RI, Kikin Purnawirawan Tarigan Sibero, mengapresiasi terbentuknya Polanharjo menjadi kecamatan inklusi. Apalagi ada keterlibatan pihak swasta yang membantu sekaligus mempercepat proses penyadaran, penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.

“Dengan dibentuknya organisasi di tingkat kecamatan dan ada kadernya yang di desa, saya yakin masalah difabel mudah dicermati dan diselesaikan serta aspirasi mereka mudah diserap,” kata Kikin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya