SOLOPOS.COM - Tradisi budaya Jembul Tulakan di Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (20/6/2022). (Solopos.com - Antara/Humas Pemkab Jepara)

Solopos.com, JEPARA — Pandemi Covid-19 yang berangsur-angsur mulai mereda membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara, Jawa Tengah (Jateng), kembali menggelar tradisi budaya Jembul Tulakan di Desa Tulakan, Kecamatan Donorojo, Senin (20/6/2022).

Tradisi Jembul Tulakan sangatlah populer di kalangan masyarakat Jepara. Bahkan, tradisi ini sempat ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) dari Jepara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski demikian, selama pandemi Covid-19 berlangsung, tradisi ini dihentikan. Namun, setelah pandemi mulai mereda, tradisi budaya di Jepara ini pun kembali digelar.

Tradisi Jembul Tulakan merupakan acara sedekah bumi berupa gulungan yang disebut warga sebagai ancak berisi nasi, gemblong, jenang, tapi, pisang, dan makanan tradisional lainnya. Di gunungan itu juga diberi hiasan dari bilah bambu yang disisir.

Sementara di atas gunungan terdapat patung yang menggambarkan seorang tokoh bernama Sayyid Usman, seorang ulama yang ikut menyertai Ratu Kalinyamat bertapa di Siti Wangi.

Baca juga: Keren! Tiga Tradisi di Jepara Ini Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Menurut Camat Donorojo, Setyo Adhi Widodo, mewakili Penjabat Bupati Jepara, Edy Supriyanta, tradisi Jembul Tulakan dapat dikembangkan dan dilestarikan. Dengan demikian, generasi mendatang masih bisa mengenali tradisi budaya tersebut.

“Semua potensi budaya desa harus dikembangkan dan dilestarikan,” ujarnya.

Kepala Desa Tulakan atau Petinggi Desa Tulakan, Budi Sutrisno, menambahkan tradisi Jembul Tulakan memang tidak digelar selama dua tahun karena pandemi dan baru tahun ini kembali digelar setelah pandemi mereda. Tradisi Jembul Tulakan ini mampu menarik minat wisatawan dari berbagai daerah untuk berkunjung ke Jepara.

Baca juga: Agenda Presiden: Besok, Jokowi Temui Relawan di Jepara

“Kami ingin terus melestarikan dan mengembangkan tradisi ini hingga menjadi kekuatan ekonomi warga,” ujarnya.

Tradisi Jembul Tulakan ini diwarnai kirab gunungan jembul dari halaman rumah kepala desa. Setelah itu, prosesi acara ditutup dengan acara bersih-bersih tempat yang telah dipakai untuk melakukan upacara.

Kegiatan tersebut dilakukan warga Desa Tulakan secara beramai-ramai sebagai bentuk simbol pengusiran terhadap penyakit dan kejahatan di Desa Tulakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya