SOLOPOS.COM - Contoh kejadian tak terduga saat berkendara. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Seringkali kita mendengar berita kecelakaan terjadi di sekitar kita setiap harinya dan hal ini terjadi karena berbagai faktor, salah satunya faktor manusia yang mendominasi di angka 90% penyebab utama kecelakaan. Padahal kecelakaaan merupakan sebuah kerugian seperti kerugian biaya, waktu, pikiran, kecemasan, trauma, kecacatan fisik, bahkan kehilangan nyawa.

Alhasil siapa yang paling dirugikan atas kecelakaan yang terjadi? Tentunya diri kita dan keluarga kita sendiri. Kita sebenarnya dapat mencegah terjadinya kecelakaan dari mulai mempersiapkan fisik dan kendaraan hingga memahami etika berkendara yang konsisten digunakan selama berkendara.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Astra Honda Motor (AHM) bekerja sama dengan seluruh Instruktur Safety Riding Main Dealer di Indonesia telah mengembangkan teknik Danger Prediction atau prediksi bahaya dimana setiap pengendara dapat memperkirakan situasi bahaya yang akan terjadi dilihat dari kondisi dan situasi sekarang atau analisis situasi sebelumnya, sehingga dapat menghindari situasi bahaya. Keuntungan paling besar yang diperolah adalah potensi aman dan keselamatan berkendara lebih tinggi.

Baca juga: Wakil Astra Motor Jateng Juara di Kompetisi Instruktur Safety Riding

Untuk memiliki keterampilan Danger Prediction atau prediksi bahaya, pengendara perlu punya daya analisis mendalam yang terbagi dua tahap:

Tahap pertama, membaca situasi dan kondisi lalu lintas disekitar serta mengidentifikasi sumber-sumber bahaya yang mungkin terjadi. Pada tahap ini, ada 3 macam bahaya harus dianalisis, yaitu bahaya langsung (jenis bahaya yang dapat terlihat di depan kita secara langsung), bahaya tidak langsung (jenis bahaya yang di luar bahaya langsung tetapi objek penyebab bahayanya terlihat), serta bahaya tersembunyi (jenis bahaya yang tidak terlihat langsung, biasanya muncul secara tiba–tiba).

Fokus, memaksimalkan daya pikir, dan imajinasi dalam menemukan bahaya–bahaya menjadi acuan untuk menguatkan prediksi bahaya. Kita perlu menentukan bahaya yang paling berbahaya, sehingga proses ini akan memengaruhi keputusan yang akan diambil, dan menentukan gerakan untuk reaksi kita selanjutnya agar aman dari bahaya.

Tahap kedua, mengenai pengoperasian yaitu penguasaan teknik berkendara yang baik. Contohnya, keputusan yang diambil adalah harus melakukan pengereman, maka pengetahuan dan teknik mengenai cara paling efektif dalam pengereman yang menghasilkan jarak pengereman pendek dan aman menjadi faktor pendukung berikutnya dalam mencapai keberhasilan eksekusi keselamatan berkendara.

Baca juga: Astra Motor Jateng dan Komunitas Honda CBR Dukung Pebalap Indonesia

Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng, Alfian Dian Pradana, menyampaikan dalam berkendara, waktu berbanding lurus dengan jarak. Jadi semakin lama waktu memproses mekanisme reaksi, maka semakin panjang jarak yang ditempuh, mulai dari identifikasi hingga tahap keputusan, apalagi ditambah cara pengoperasian yang gagal atau tidak efektif maka bertambah panjang jaraknya.

Sehingga dengan panjangnya jarak yang dibutuhkan membuat potensi aman akan makin rendah karena tentunya akan nyaris bahaya atau  bahkan terlibat kecelakaan.

“Kembangkan pengetahuan, budayakan etika berlalu lintas, latih skill, dan manajemen reaksi yaitu prediksi bahaya dan pengoperasian supaya aman. Jika berminat mengetahui dan mempelajari tentang mekanisme reaksi dan efektif dalam keterampilan berkendara, silahkan bergabung dalam edukasi #Cari_Aman Astra Motor Jateng yang selalu diadakan setiap bulannya, atau bisa langsung menghubungi kami lewat Instagram @hondajateng,” kata Alfian dikutip Jumat (17/12/2021).

Baca juga: Semakin Bergaya, New Honda Scoopy Punya Tampilan Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya