SOLOPOS.COM - Tim sepakbola jalanan Indonesia yang mengikuti kompetisi Homless World Cup (JIBI/dtc)

Solopos.com, POZNAN — Tim Indonesia akhirnya finis sebagai runner-up Grup D di ajang Homeless World Cup 2013. Hasil tersebut cukup untuk meloloskan Indonesia ke babak perempatfinal.

Pada pertandingan terakhir babak grup, Jumat (16/8/2013) malam WIB, Indonesia berhadapan dengan tuan rumah Polandia. Dilansir Detiksport sempat tertinggal lebih dahulu, Indonesia kemudian menyamakan skor 1-1 melalui gol Sendi.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Tim Indonesia dalam Homeless World Cup 2013 ini diperkuat oleh delapan pemain yang memiliki latar belakang berbeda. Seperti diketahui, kejuaraan sepakbola jalanan atau street soccer ini digelar pertama kalinya pada tahun 2003 lewat gagasan Mel Young dan Harald Schmied di Austria.

Pada pertandingan melawan Polandia, Jumat malam gol Nico Pernando membawa Indonesia berbalik memimpin 2-1. Tapi, tak lama kemudian, Polandia bisa menyamakan kedudukan menjadi 2-2

Pertandingan makin seru saat Dimas Saputra Ramadhan mencetak gol dan membuat Indonesia unggul 3-2. Setelah Sendi terkena kartu biru, Polandia mampu menyamakan skor menjadi 3-3.

Polandia kemudian mencetak dua gol tambahan untuk memimpin 5-3. Namun, Indonesia mampu mengejar dan membuat skor sama kuat 5-5 berkat gol Dimas dan Ahmad Faizin.

Karena skor tetap imbang sampai waktu normal 2 x 7 menit berakhir, maka dilakukan adu penalti untuk menentukan pemenang. Dalam adu penalti ini, Indonesia mengalami kekalahan dengan skor 7-8.

Kendati kalah, Indonesia tetap menempati posisi kedua klasemen akhir Grup D dengan koleksi 10 poin dari lima partai, di bawah Rusia yang menjadi juara grup dengan 15 poin. Bersama Rusia, Indonesia berhak lolos ke babak perempatfinal.

Kompetisi yang diberi nama Homless Cup ini oleh penggagasnya dipercaya, bahwa sepakbola bisa menjadi medium buat mereka yang mau mengubah hidupnya. Kejuaraan ini memungkinkan setiap orang untuk bermain sekali seumur hidupnya. Kesempatan itu bisa jadi mengubah jalan hidup seorang pemain atau malah sebuah tim saat kembali ke negara asalnya.

Rumah Cemara selaku national organizer untuk Homeless World Cup pada tahun 2013 ini mengirimkan delapan orang pemain di bawah asuhan pelatih Bonsu Hasibuan dan manajer Kheista Leonie. Para pemain itu dipilih setelah melewati kompetisi tingkat nasional yang disebut League of Change atau Liga Perubahan. (JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya