SOLOPOS.COM - Hoax "Agenda Komunis" catut berita Solopos.com. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Sebuah pesan berantai memuat narasi "Agenda Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional" beredar lewat pesan berantai di Whatsapp. Pesan tersebut mencatut berita yang diterbitkan Solopos.com soal Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengingatkan ancaman Partai Komunis China.

Pesan berantai tersebut dibuka dengan narasi "SADARLAH WAHAI PRIBUMI...WASPADA dan SIAGALAH...." Pesan tersebut lantas menyodorkan 24 poin agenda Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional yang dikatakan berpusat di RRC.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Agenda yang dimaksud di antaranya adalah adu domba sesama pribumi, kuasai jaringan Internet dan media, viralkan K-Pop hingga kriminalisasi tokoh politik.

Pesan tersebut lantas menyematkan tautan situs https://www.solopos.com/menlu-as-ingatkan-ancaman-partai-komunis-china-ke-ormas-islam-indonesia-1089122 yang memuat berita Solopos.com 30 Oktober 2020.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga:Pemberantasan Praktik Prostitusi di Solo Gencar Dilakukan, Begini Respons Wali Kota Gibran

Cek Fakta

Diperiksa Solopos.com, Senin (15/3/2020), narasi yang dibangun di pesan berantai tersebut tak berkaitan dengan isi tautan yang dilampirkan. Berita Solopos.com berjudul Menlu AS Ingatkan Ancaman Partai Komunis China ke Ormas Islam Indonesia tidak berisi tentang Agenda Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional sebagaimana ditulis dalam pesan tersebut.

Berita Solopos.com tersebut memuat pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo di forum yang digelar Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Dalam kesempatan itu, Mike berpidato dan menyebut Chinese Communist Party (CCP) atau Partai Komunis China (PKC) sebagai ancaman serius ter.

Mike Pompeo menyampaikan tuduhannya terhadap PKC yang disebut mengancam kebebasan beragama.Setelah bercerita panjang lebar, dia meminta kepada hadirin yang menyimak untuk menyelidiki hati mereka masing-masing. Maksudnya, untuk menilai secara personal apakah tindakan PKC itu dapat dibenarkan di hadapan nilai kebebasan beragama dan kemanusiaan.

Selain itu, isi pesan berantai tersebut tak punya dasar argumentasi yang jelas. Pesan berantai juga tak menyertakan bukti lain dan hanya menyodorkan tudingan tanpa dasar.

Pihak yang disebut dalam pesan berantai ini, Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional, tidak pernah ada. Organisasi Komunis terbesar di China adalah Partai Komunis China atau Communist Party of China yang dalam bahasa Mandari disebut Zh?ngguó Gòngch?nd?ng. Partai ini tidak membentuk aliansi Internaional atau bukan induk dari organisasi komunis lain.

Sedangkan jika ditelusuri, Chung Kuo sebenarnya merupakan istilah yang merujuk pada cikal bakal nama China sebagaimana disinggung dalam buku The Silk Roads: A New History of the World (2015) ditulis Peter Frankopan. Chung berarti "tengah", sedangkan kuo artinya "negeri". Mereka yakin bahwa negerinya terletak di tengah tengah dunia.

Asal nama cina atau china berasal dari nama dinasti Ch'in yang berkuasa sepanjang tahun 221-206 sebelum Masehi (SM). Shi Huang Ti merupakan pendiri dinasti tersebut sekaligus kaisar pertama yang mampu menyatukan Cina secara politik.

Kesimpulan

Pesan berantai yang memuat narasi "Agenda Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional" adalah Hoax. Merujuk pada tipe hoax yang diklasifikasi Mafindo, pesan berantai ini dapat digolongkan dengan tipe false connection atau koneksi yang salah.

Sebagaimana dijelaskan, pesan berantai tersebut tak berhubungan dengan berita yang ditautkan. Umumnya, hoax pesan berantai yang menyematkan tautan dari sumber berita media massa yang kredibel dimaksudkan agar penerima pesan meyakini pesan tersebut.

Selain itu, konten pesan berantai tersebut juga tak bisa dikonfirmasi kebenarannya. Tidak jelas pula siapa pihak yang menyusun narasi tersebut dan pihak-pihak yang disebutkan dalam pesan tersebut tak bisa dibuktikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya