SOLOPOS.COM - Kiriman Tes Covid-19 dengan Menahan Napas di grup Whatsapp. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Sebuah video pendek berdurasi 45 detik beredar di grup-grup Whatsapp. Video berisi sebuah animasi bergambar paru-paru disebut-sebut bisa dipakai sebagai tips melakukan tes Covid-19.

Video menggambar sebuat titik merah yang bergerak dalam jalur berbentuk segi empat. Di kedua sudut terdapat tanda A dan B untuk menggambarkan masing-masing sudut. Saat titik merah itu berjalan dari A ke B, ia bergerak lebih lambat.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Video tanpa suara itu dibuat dengan angle portrait. Di sekeliling animasi itu ada tulisan berbahasa Hindi. Selain itu ada pula logo sekaligus nama Ananta Hospital berikut nomor teleponnya.

Video itu disebarkan dengan teks berisi ajak untuk melakukan tes Covid-19. “Jika Anda bisa menahan nafas dari titik merah berpindah dari A ke B inshaaAllah terbebas dari covid-19. Posisikan titik merah di A dulu. Tes tanpa biaya. Versi uji coba sederhana,” bunyi pesan itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Cek Fakta

Solopos.com menelusuri lebih lanjut soal hoaks video tes Covid-19 itu. Dengan memakai aplikasi video debunking Invid, Solopos.com menemukan video yang sama diunggah di Twitter pada 2 September 2020. Akun Twitter @beyzazapsu mengunggaj video dengan cuitan berbahasa Turki.

“Jika Anda bisa menahan napas sampai bola merah mencapai dari titik A ke titik B, Anda tidak sedang sakit. Anda cukup kebal dari Covid-19. Tes fungsi paru-paru. Eksperimen Anda adalah tes Corona sederhana,” tulis @beyzazapsu.

Kemudian, video serupa juga diunggah oleh akun Facebook Imad Abu Sombul pada 1 September 2020.

Cek Fakta: Lemon Bisa Bunuh Virus Corona? Ini Faktanya

Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Reviono, mengatakan menahan napas dalam jangka waktu tertentu tidak bisa dijadikan acuan seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak. Sebab, diagnosis Covid-19 hanya bisa dilakukan melalui tes swab polymerase chain reaction (PCR).

Ia menjelaskan seseorang yang kuat menahan nafas lama seperti dalam video itu menandakan fungsi paru-parunya bagus. Namun, hal ini bukan berarti yang bersangkutan tidak terinfeksi virus Corona.

“Jadi, penegakan diagnois [Covid-19] pakainya swab. Tapi OTG-OTG [orang tanpa gejala atau asimptomatik] itu disuruh nahan napas ya kuat aja,” kata Reviono, saat dihubungi Solopos.com, Senin (14/9/2020).

Belum Ada Konfirmasi

Menurut Reviono, tak setiap orang menjalani pemeriksaan Covid-19 jika tanpa indikasi. Tes itu bisa dilakukan secara mandiri namun dengan biaya mahal.

“Kalau gratis ada pengantar dari Dinas Kesehatan biasanya yang kena tracing. Ada yang positif dan menjadi kontak erat itu baru Dinkes beri pengantar pemeriksaan swab,” terang dia.

Ia mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan seperti mengenakan masker, rajin mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak. Selain itu, juga meningkatkan imunitas tubuh.

Cek Fakta: Hoaks Utas Kepala Klinik Penyakit Menular Universitas Maryland

Solopos.com berusaha meminta konfirmasi kepada RS Ananta perihal video itu melalui akun Instagram. Namun, pesan Solopos.com belum direspons.

AFP memberitakan otoritas Ananta Hospital menyatakan video itu bukan miliknya meski mengutip informasi sah dari laman Facebook resmi Ananta Hospital termasuk nomot telepon dan biaya tes Covid-19.

“Video itu bukan milik rumah sakit dan kami tidak tahu siapa yang membuatnya,” kata Pengawas Medis Ananta Hospital, Amba Lal Salve.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya