SOLOPOS.COM - Ilustrasi Hoaks (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, JAKARTA—Sebuah pesan beredar mengklaim bahwa menghirup kapur barus, cengkeh, biji kanom, dan minyak kayu putih bisa meredakan sesak napas yang timbul akibat infeksi Covid-19. Ada klaim ramuan-ramuan diklaim bisa menambah kadar Oksigen dalam darah.

Pengunggah klaim itu adalah pengguna akun Facebook Rupa Ganguli. Menurut dia, para turis di Ladakh ketika kadar Oksigen mereka rendah pernah menerima ramuan itu. Dari situlah lantas muncul klaim ramuan bisa menyembuhkan sesak napas akibat Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Camphor, Lavang,Ajwain ,few drops Eucalyptus oil. Helps increase Oxygen levels and congestion.This potli is also given to tourists in Ladakh when Oxygen levels are low. It’s a desi nuska but really effective #COVID19,” tulis pengguna akun Facebook Rupa Ganguli.

Uji In Vitro

Penelusuran Espos menemukan klaim eukaliptus untuk mengobati Covid-19 tidak memiliki bukti ilmiah memadai. Di Indonesia, pernah muncul kalung eukaliptus yang diklaim bisa mencegah Covid-19. Namun, kalung ini tidak terbukti bisa menangkal Covid-19.

“Walaupun pakai kalung harus tetap pakai masker. Harus mengikuti protokol kesehatan. Kami dari kedokteran tidak bisa menerima klaim sepihak,” kata guru besar bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Reviono, kepada Espos, 8 Juli 2020.

Dosen Farmasi UNS Solo, Heru Sasongko, mengatakan klaim eukaliptus bisa mencegah Covid-19 baru berdasarkan hasil uji in vitro. Dalam uji laboratorium itu peneliti memaparkan eukaliptus kepada virus SARS-CoV-2 dan hasilnya virus mati. Hasil uji in vitro ini masih jauh dari proses panjang materi tersebut bisa disebut sebagai obat. Materi ini harus menjalani uji in vivo hingga sejumlah uji klinis.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebutkan kapur barus juga tidak bisa untuk meredakan sesak napas. Paparan kapur barus kepada individu secara berlebihan bisa memicu iritasi pada hidung dan tenggorokan. Pada konsentrasi yang lebih tinggi bisa memicu kejang dan meninggal dunia.

Menyebabkan Koma

Selain itu, paparan berlebihan akut yang serius pada konsentrasi kapur barus yang tidak spesifik bisa mengakibatkan iritasi, kecemasan, sakit kepala, mual, muntah, kegembiraan, kegelisahan, delirium, halusinasi, hingga koma. “Tanda-tanda dan gejala paparan kronis terhadap kapur barus terdiri atas iritasi pada mata dan hidung serta hilangnya kemampuan penciuman,” tulis CDC dalam panduan yang terbit pada 1995 itu.

Sedangkan, penggunaan cengkeh pada ramuan itu mengacu pada sebuah literatur dari Italia yang menduga kemungkinan efek antivirus SARS-CoV-2 pada cengkeh. Penelitian ini menguji senyawa eugenol dalam cengkeh. Namun, objek rujukan kajian itu adalah virus herpes simplex dan tidak terkait dengan SARS-CoV-2.

“Meskipun ekstrak murni eugenol tidak direkomendasikan dalam teks viral ini, uap cengkeh saya mungkin beracun, tetapi tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa hal itu dapat meningkatkan Oksigen darah atau meredakan gangguan pernapasan,” tulis redaksi Altnews.in, 18 April 2021.

Berdasarkan uraian tersebut, klaim ramuan kapur barus, cengkeh, hingga eukaliptus bisa menyembuhkan sesak napas akibat Covid-19 adalah keliru. Hal ini termasuk hoax dengan kategori konten yang menyesatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya