SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali tidak terdeteksi sejak awal dan baru diketahui ketika sudah terkena penyakit lain. Untuk itu ketahui gejala awal apa yang muncul jika memiliki hipertensi.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Berdasarkan data dari Riskesdas 2007 diketahui sekitar 35,7 persen orang Indonesia memiliki masalah hipertensi. Dan tahun 2011 ini hipertensi menjadi penyebab kematian ketiga di Indonesia setelah stroke dan tuberculosis.

“Hipertensi bisa menyerang semua, baik laki-laki atau perempuan semua bisa kena, dan tekanan darah tinggi ini efeknya bisa dari kepala sampai mata kaki,” ujar dr Rudi Putranto, SpPD dalam acara seminar Jangan Biarkan Hidupmu Gelap Karena Glaukoma di RS Mata AINI, Jakarta, seperti ditulis Senin (7/5/2012).

dr Rudi menuturkan hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis atau bisa juga mendadak. Sekitar 90 persen hipertensi tidak diketahui penyebabnya dan 10 persen akibat kondisi lain seperti jantung, diabetes, ginjal atau lingkungan.

Secara umum orang dengan hipertensi terlihat sejat dan sebagian besar tidak menimbulkan gejala. Tapi ada pula gejala awal yang mungkin timbul dari hipertensi yaitu:

1. Sakit kepala
2. Perdarahan dari hidung
3. Pusing
4. Wajah kemerahan
5. Kelelahan

Sedangkan untuk gejala yang timbul dari hipertensi berat atau menahun biasanya meliputi sakit kepala, kelelahan, mual muntah, sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur jika terjadi kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal, serta penurunan kesadaran dan koma karena terjadi pembengkakan otak.

“Biasanya selain melakukan pemeriksaan tensi juga tes darah untuk melihat apakah sudah ada kerusakan di organ lain atau tidak,” ujar dr Rudi.

dr Rudi menjelaskan jika hipertensi ini tidak ditangani dengan baik, maka efeknya bisa kemana-mana seperti:

1. Jantung bertambah besar
2. Aliran darah terganggu yang bisa mengakibatkan serangan jantung
gagal ginjal
3. Jika ke otak bisa menyebabkan stroke, pembuluh darah tersumbat atau pecah
4. Gangguan pembuluh darah mata yang bisa mengakibatkan kebutaan

“Tekanan darah dipengaruhi oleh detak jantung, jadi jantung dan pembuluh darah harus dijaga agar tekanannya tetap baik,” ungkapnya.

Penanganan

dr Rudi mengungkapkan penanganan untuk hipertensi ini tidak selalu berupa obat-obatan atau farmakologi, karena bisa juga diatasi dengan memodifikasi gaya hidup yaitu:

1. Penurunan berat badan hingga mencapai ideal
2. Memperbaiki pola makan, memperbanyak serat dan mengurangi atau menghindari fast food
3. Diet rendah sodium atau garam
4. Melakukan aktifitas fisik secara teratur
5. Tidak minum alkohol dan berhenti merokok.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya