SOLOPOS.COM - ilustrasi liburan di rumah (Freepik)

Solopos.com, SOLO--Menikmati liburan tanpa harus meninggalkan rumah selama pandemi Covid-19 bisa tetap menyenangkan. Masyarakat bisa menghabiskan waktu quality time bersama keluarga, menanam pohon, hingga aksi sosial membersihkan saluran air.

Membersihkan saluran air dan gorong-gorong bisa dilakukan secara gotong-royong di tingkat RT/RW. Aksi ini sekaligus mengantisipasi bencana dan penyakit menghadapi risiko curah hujan tinggi. Apalagi, Indonesia dihadapkan keberadaan La Nina.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kita bisa merapikan batang-batang pohon. Aktivitas ini akan membuat kita puas karena membantu alam. Saat terjadi bencana, risiko bisa diminimalisasi,” kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, dalam konferensi pers secara virtual di Grha BNPB Jakarta, Rabu (21/10/2020).

Namun, animo masyarakat untuk berlibur di luar rumah pada libur panjang 28 Oktober-1 November mendatang cukup tinggi. Sebab, Doni berpendapat, pandemi selama tujuh bulan lebih membuat masyarakat tidak berani ke luar rumah. Keinginan mereka menikmati rekreasi yang bersifat ala terbuka sangat tinggi.

Ekspedisi Mudik 2024

Doni mengingatkan agar masyarakat yang terpaksa dan mendesak harus bepergian ke luar rumah agar tetap melaksanakan protokol kesehatan 3M secara ketat. Protokol itu yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun.

Komitmen Tingkatkan Produksi Kopi, Kementan Terus Kembangkan Inovasi

Peningkatan Kasus

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 ditemukan ada peningkatan kasus pada akhir Agustus hingga awal September akibat libur panjang sebelumnya. Di Jakarta, lonjakan kasus akibat libur panjang ini membikin rasio ketersediaan ICU berada di level 83 persen. Kemudian, sejumlah intervensi berhasil menaikkan rasio ini menjadi 62-64 persen.

“Kematian dokter pada akhir Juli-September yang tertinggi. Ketika kasus positif meningkat, pasien rumah sakit bertambah. Secara paralel, angka kematian dokter bertambah. Maka cuti kali ini jangan sampai menimbulkan masalah baru,” tutur dia.

Saat berlibur, masyarakat diimbau tetap memakai masker meski berhubungan atau semobil dengan keluarga. Sebab, risiko penularan berpotensi terjadi khususnya dari anggota keluarga yang kerap beraktivitas di luar rumah.

Kelompok in umumnya berusia antara 18-35 tahun. Kelompok ini menjadi kelompok terbesar yang terpapar Covid-19 dengan persentase 60 persen lebih. Dari jumlah itu, 80-90 persen di antaranya merupakan kasus tanpa gejala.

“Yang kita khawatirkan adalah saat mereka berhubungan dengan anggota keluarga lain. Lantas keluarga ini punya komorbid, seperti diabetes, hipertensi, jantung, kanker, ginjal, paru. Maka berpotensi sakit lebih fatal. Angka kematian untuk komorbid sekitar 85 persen,” terang dia.

Ia mengajak seluruh masyarakat tetap memakai masker meski semobil atau serumah dengan anggota keluarga. Masyarakat juga harus menjaga jarak dan tidak mengobrol saat makan bersama.

Anak-Anak Stres Hadapi Pandemi? Simak Tips dari Psikolog Anak Ini

Pos Pemeriksaan

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan libur panjang berpotensi meningkatkan orang bepergian hingga 20 persen. Merespons hal itu, ia meminta maskapai penerbangan, operator kereta api dan bus menambah armada mengantisipasi lonjakan.

Selain itu, Budi meminta kepatuhan operator terhadap protokol kesehatan. Terkait hal ini, Kemenhub berkoordinasi dengan Dishub agar mengawal pelaksanaan protokol kesehatan di daerah melalui pos-pos pemeriksaan.

Budi memprediksi pada 27-28 Oktober berpotensi terjadi kemacetan. Ini ditemui di jalan darat arah ke timur, di kapal, dan bandara. Ia mengimbau masyarakat bepergian tidak bertumpu pada 27-28 Oktober dan diundur menjadi 29 atau 30 Oktober.

“Kita biasanya menambah frekuensi bukan rute. Kalau ada rute baru, kalau ada aplikansi bisa kita berikan. Dengan menambah rute dan frekuensi bisa mengurangi penumpukan penumpang di pesawat. Penambahan rute dan frekuensi memberikan rasa aman,” ujar Budi Karya.

Tak hanya itu, pelaksanaan rapid test kepada calon penumpang di pesawat masih dilakukan. Tes ini memberikan rasa aman bagi penumpang lainnya. Budi juga menilai kesadaran masyarakat melaksanakan protokol kesehatan di pesawat meningkat. Hal ini terlihat dari tidak ada percakapan antarpenumpang dan makan-minum yang terbatas.

“Liburan ini kalau bisa di rumah ya di rumah saja. Kalau harus berlibur khusus bagi operator taati protokol kesehatan. Yang paling penting adalah kesadaran masyarakat [patuh terhadap protokol kesehatan],” pesan Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya