SOLOPOS.COM - Ketua Kelompok Tani Ngudhi Lestari, Erna, sedang memanen cabai di lahan tak terpakai Kawasan Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Selasa (23/4/2024). (Solopos.com/Candra Septian Bantara)

Solopos.com, SOLO– Bagi warga Kawasan Mojo, Pasar Kliwon, Solo, memiliki lahan yang terbatas bukanlah halangan untuk berkarya dan memberdayakan sesama. Mereka mampu memanfaatkan lahan sempit di sekeliling rumahnya dengan bertani sayur dan membudidayakan ikan lele.

Pantauan Solopos.com, Selasa (23/4/2024) di eks-kawasan kumuh tersebut, memang sudah berbeda seratus delapan puluh derajat dibandingkan beberapa tahun silam. Wajah Kawasan Mojo saat ini tampil lebih bersih, tertata, dan punya sejumlah warga yang kreatif dalam mengelola potensi yang mereka punya untuk mewujudkan kemandirian pangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di beberapa gang kawasan tersebut cukup banyak warga yang menggunakan ember untuk membudidayakan lele sekaligus menanam kangkung di atasnya. Selain itu, ada juga yang memafaatkan sisa space di samping rumahnya untuk bertanam bayam, cabai, kacang panjang, dan beberapa sayur lainnya dengan sistem polibag.

Kawasan Mojo juga sudah memiliki sebuah green house yang didapatkan warga melalui kerja sama dengan Pemkot Solo. Meskipun ukurannya terbilang mini, namun ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Tani Ngudhi Lestari mampu mengoptimalkannya dengan baik untuk proses pembibitan dan penanaman selada.

Tak jauh dari green house juga terdapat sepetak lahan kosong seluas 25 meter persegi yang juga dikelola kelompok tani tersebut untuk bertani. Mereka menggunakan lahan tersebut untuk bertani cabai.

Ketua Kelompok Tani Ngudhi Lestari, Erna, menjelaskan awal mula kelompoknya bertani dan budi daya ikan lele berasal dari keresahan bersama. Lantaran, waktu itu, di Kawasan Mojo ada sedikit sisa lahan kosong milik Pemkot Solo yang belum tergarap, ditambah banyak ibu-ibu rumah tangga yang tidak punya kegiatan produktif.

Lantas, Erna bersama 19 ibu-ibu sekitar rumahnya membentuk kelompok tani dan mengusulkan ide pemanfaatan lahan dengan pertanian sayur dan budi daya lele ke Pemkot Solo sekitar 2021. Oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispangtan) Solo diberikan bibit tanaman dan ikan lele untuk dikembangkan.

Erna mengatakan dirinya dan teman-temannya belajar secara autodidak lewat Youtube untuk bertani dan membudiyakan ikan lele. Namun begitu, setelah setelah hampir tiga tahun berjalan, menurut Erna, program tersebut berjalan lancar. Tanamannya tumbuh subur dan hasil panennya memuaskan.

“Kami belajar sendiri lewat Youtube untuk bertani dan budi daya ikan lele. Alhamdulillah hasilnya bagus, tanaman yang kami tanam tumbuh subur dan ikan lelenya juga cepat besar,” kata dia.

Untuk menjual produk pertanian dan perikanan yang sudah dipanen, Erna biasa menggunakan grup Whatssapp warga setempat untuk promosi. Dari segi harga sayuran dan ikan lele tersebut juga dijual dengan harga yang lebih murah daripada di pasar.

“Untuk promosi hasil panen, kami cukup share di grup WA warga sini aja, biasanya tak butuh waktu lama langsung habis dipesan. Memang dari segi harga kami buat lebih murah Rp1.000-Rp2.000 dibandingkan di pasaran, agar tidak memberatkan warga,” terang dia.

Erna menegaskan bahwa program ini tujuan utamanya bukan semata-mata mencari keuntungan, melainkan membantu warga setempat untuk mewujudkan kemandirian pangan. Bahkan semua anggotanya pun tidak digaji alias sukarela selama proses penanaman hingga pemanenan tanaman maupun ikan lele.

“Tujuan utama kami bukan cari untung. Misal pun untung Rp100.000-Rp300.000 sekali panen itu langsung masuk kas kami untuk dikulakne bibit lagi. Anggota kami pun tidak dibayar sepeserpun, karena niat awal kami buat program ini untuk membantu warga kawasan ini agar lebih mandiri dalam hal pangan,” papar dia..

Erna berharap program ini terus berjalan dan bisa membantu warga lebih banyak lagi terutama di bidang penyediaan pangan. Selain itu, Dia dan kelompoknya akan belajar menanam tanaman jenis baru seperti bawang merah dan putih dan budi daya ikan patin.

“Yang penting programnya ini bisa terus jalan, anggota kami guyub dan semangat gotong royong untuk bertani dan membantu warga. Kami juga akan belajar ternak ikan patin dengan ember dan menanam jenis tanaman baru seperti bawang merah dan putih karena itu sangat dibutuhkan ibu-ibu di sini untuk masak harian ” jelas dia.

Sementara itu anggota Kelompok Tani Ngudhi Lestari, Kateni, mengaku setelah adanya program ini bisa mengisi waktu luangnya untuk kegiatan produktif. Apalagi dengan bertanam dan budi daya ikan lele Dia bisa dengan mudah mendapatkan bahan makanan untuk di masak sehari-hari.

“Sebelumnya saya tidak ada kegiatan apa-apa di rumah. Namun setelah ikut kelompok ini jadi banyak teman dan kegiatan seperti piket untuk menyiram, menanam bibit, dan memanen tanaman. Dan yang paling enak itu ketika butuh cabai atau lauk lele tinggal petik dan ambil di ember depan rumah” ungkap dia.

Selama kegiatan bertani dan budi daya lele, menurut Kateni tidak ada kendala berarti. “Paling itu kendalanya di curah hujan yang  tinggi dan hama tanaman yang membuat daun-daunnya rontok,” ungkap dia.

Bagi Kateni momen panen dan menjual hasil panen adalah momen menggembirakan baginya. Lantaran Dia bisa melihat tanaman yang dirawat berbulan-bulan bisa dipanen dengan hasil yang bagus.

“Kemudian pas menjual itu juga tidak kalah seru, Mas, soalnya kan ketika dijual online kadang-kadang masih ada sisa. Jadi saya harus keliling ke rumah-rumah warga untuk menawarkan kangkung dan aneka sayur lainnya,  lelah tapi rasanya puas karena bisa membantu warga mendapatkan sayur dengan harga murah” papar dia.

Saat ini Kelompok Tani Ngudhi Lestari memiliki ratusan tanaman sayur yang ditanam di rumah-rumah warga, green house, dan lahan pertanian. Sementara untuk budi daya lele totalnya ada 1.200-an ekor yang tersebar di 21 ember. Kemudian ada juga 60-an ekor ikan patin yang sedang di uji coba di satu ember.

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Solo, Eko Nugroho mengatakan, Solo memang saat ini terkendala dengan keterbatasan ruang. Sehingga pemanfaatan lahan pekarangan sekitar rumah ini penting untuk meningkatkan ketahanan masyarakat.

Beruntung menurut Eko warga Kawasan Mojo ini punya kreativitas yang tinggi untuk mengembangkan lahan sempit milik mereka, yakni dengan bertani dan budidaya lele. Maka dari itu sejak awal kami dukung dengan pemberian bibit dan kami ikutkan beberapa kali pelatihan pertanian.

Eko menambahkan bila ada masyarakat wilayah lain yang tertarik memanfaatkan lahannya terutama untuk kebutuhan pangan, pihaknya akan mendukung penuh. Bentuknya bisa lewat penyediaan bibit tanaman maupun perikanan secara gratis.



“Dari kami sendiri, menyediakan bibit tanaman maupun bibit lele untuk pemanfaatan lahan secara gratis. Silakan bentuk kelompok kemudian ajukan proposal atau program ke kami. Dengan demikian ekonomi meningkat dan kebutuhan keluarga terpenuhi,” katanya saat ditemui Solopos.com pada acara Gerakan Sinergi Reforma Agraria (GSRA) di Kawasan Mojo, Solo, Senin (22/4/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya