SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ramadan. (Istimewa)

Solopos.com--Di antara tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada saat tidak ada naungan selain naungan Allah adalah pemuda yang tumbuh berkembang dalam ketaatan beribadah kepada Allah.

Ahmad Sukina

Pada fase awal perkembangan Islam kita mengenal Ali bin Abi Tholib (keponakan Rasulullah Muhammad SAW) dan Zaid bin Haritsah (putra angkat Rasulullah SAW) yang segera menyambut dakwah Islam. Keduanya tumbuh berkembang menjadi pemuda-pemuda hebat yang turut mewarnai dinamika perjuangan Islam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masih dalam fase yang sama kita mengenal Mushab bin Umair yang menjadi duta Islam pertama yang mendapatkan tugas langsung dari Rasulullah SAW untuk berdakwah di tengah Suku Aus dan Khazzraj di Yastrib.

Karena kedalaman ilmu Al-Qur’an, kefasihan dalam berbicara, ketajaman dalam beragumentasi, dan ketenangan dalam menghadapi situasi yang sulit menyebabkan banyak orang tertarik kepada Islam.

Kesuksesan Mushab bin Umair dalam berdakwah membuka peluang pintu hijrah Rasulullah SAW dan para sahabat demi membangun baldatun thayyibaatun wa rabbun ghafuur, negeri yang gemah ripah loh jinawi yang mendapatkan ampunan ilahi.

Melalui tangan pemuda agama Islam berkembang pesat melalui jalan dakwah. Dalam sejarah juga dikenal ada empat sahabat yang disebut Ubadalah karena mereka memiliki nama Abdullah. Mereka adalah Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair, dan Abdullah bin Amru bin Ash.

Tinggalkan Kebiasaan Buruk

Melalui tangan mereka Islam diwariskan kepada generasi tabi’un dan tabi’uttabi’in. Begitu pula dengan Abdullah bin Mas’ud yang terkenal sebagai perawi hadis dan penghafal Al-Qur’an.

Bangsa Arab yang terkenal sebagai bangsa padang pasir penyembah berhala yang tidak diperhitungkan sama sekali dalam percaturan dunia tiba-tiba dengan Al-Qur’an, dalam waktu yang relatif singkat, berubah menjadi bangsa yang bertauhid, bangsa yang beradab, yang menjadi pusat perhatian dunia.

Dengan Al-Qur’an mereka meninggalkan kebiasaan buruk seperti minum minuman keras, berjudi, berzina, mencuri, merampok, dan membunuh yang semua kebiasaan itu membawa para pelakunya ke dalam jurang kehancuran moral.

Dengan Al-Qur’an mereka selamat dari kehancuran itu dan diangkat Allah SWT ke tempat yang mulia. Rasululalh SAW dan para sahabat telah membuktikan dan semua tertulis dengan tinta emas sejarah. Rasulullah SAW yang ummi tidak pernah belajar kemiliteran dari dua negara adidaya Romawi dan Parsi, dengan Al-Qur’an mampu membangun kekuatan militer yang disegani Romawi dan mengalahkan Parsi.

Rasulullah SAW yang ummi, yang tidak belajar ilmu sosial, dengan Al-Qur’an mampu membangun struktur kehidupan sosial yang luar biasa hebat, yang digambarkan seperti satu bangunan yang satu bagian terhadap bagian lain saling menguatkan. Yang jiwa solidaritasnya digambarkan seperti satu tubuh yang bila satu bagian sakit maka bagian lain ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur.

Bangsa Indonesia juga akan menjadi bangsa yang hebat yang menjadi pusat perhatian dunia bila para pemudanya memiliki semangat untuk mendalami Al-Qur’an, mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, mendakwahkan Al-Qur’ an dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.

Al-Qur’an adalah wahyu Allah, maka orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur ‘an akan mendapatkan predikat sebagai orang yang terbaik. Al-Qur’an adalah hidayah Allah, orang yang hidup sesuai dengan Al-Qur’an maka hidupnya dalam bimbingan Allah.

Membimbing

Al-Qur’an adalah perkataan yang paling benar. Orang yang berargumentasi dengan Al-Qur’an dia senantiasa berada dalam kebenaran. Al-Qur’an adalah cahaya, maka orang yang berjalan di kegelapan dengan cahaya Al-Qur’an tidak akan tersesat.

Bangsa yang struktur kehidupannya ditopang Al-Qur’an tidak akan runtuh, bahkan bangsa itu akan berkembang semakin kuat. Oleh karena itu, menjadi penting sekali bagi para ulama untuk mengajar Al-Qur’an kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk pemudanya.

Belajar tidak hanya berhenti sebagai transfer ilmu tetapi dilanjutkan dengan proses membimbing mereka untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan beramal saleh sesuai petunjuk Al-Qur’an itulah yang akan mengubah kebiasaan buruk menjadi baik, malas menjadi rajin, kikir menjadi dermawan, hati yang keras menjadi lembut, perangai yang kasar menjadi halus dengan pertolongan Allah.

Bila para pemuda berhasil disentuh dengan Al-Qur’an, mengamalkannya, bahkan bersemangat untuk mendukung dakwah Al-Qur’an, maka besar harapan bangsa ini akan berjaya dengan pertolongan Allah. Amin.

Al-Ustaz H. Ahmad Sukina
Pemimpin Pusat Majlis
Tafsir Al-Qur’an (MTA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya