SOLOPOS.COM - Pedagang angkringan di kawasan Alun-alun Klaten membuka warung mereka lebih awal ketimbang biasanya menyusul ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mulai Senin (11/1/2021) hingga Senin (25/1/2021). (Taufiq Sidik Prakoso/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kira-kira mana yang lebih dulu ada antara hik, angkringan, dan wedangan?

Angkringan, hik, dan wedangan, sebenarnya memiliki arti yang sama saja, yakni tempat makan yang identik dengan gerobak khas dari kayu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Banyak yang bingung mengenai perbedaan dari angkringan, hik, dan wedangan. Menjawab hal tersebut, menurut Pemerintah Kota (Pemkot) Solo di unggahan akun Instagram resminya, hik dan wedangan lebih identik dengan Kota Solo dan sekitarnya. Sementara angkringan lebih banyak disebut oleh orang Jogja.

“Pada dasarnya baik itu angkringan, hik, maupun wedangan lebih kepada masalah penyebutan dan kebiasaan sehingga terbentuklah identitas di mana angkringan identik dengan Jogja dan hik/wedangan identik dengan Solo,” jelas pengelola akun Instagram @pemkot_solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga:  Lawu Diklaim Jadi Gunung Tertua di Pulau Jawa, Apa Buktinya?

Namun, menurut sejarahnya, hik lebih dulu ada dibandingkan dengan angkringan maupun wedangan.

Menurut Pemkot Solo, kata hik sendiri merupakan bentuk promosi yang dilakukan oleh pedagang di masanya. Saat berkeliling, mereka memikul dagangannya sambil bertariak hik…iyek atau ting…ting…hik. Dari hal tersebut, hata hik mulai dikenal oleh masyarakat.

Baca Juga: Makamnya Ada di Puncak Gunung Sumbing, Siapa Ki Ageng Makukuhan?

“Angkringan, hik, atau wedangan pada awalnya semua disebut dengan hik atau hidangan istimewa kampung. Pada awalnya, adanya hik ini dibawa oleh orang-orang Klaten yang mengadu nasib ke Kota Jogja dan Kota Solo,” ujar pengelola akun Instagram @pemkot_solo.

Sementara, nama angkringan berkembang setelah jualan itu merambah ke wilayah Jogja. Hingga kini, ada berbagai penamaan warung tersebut. Namun, ciri khas menu yang disajikan tetap sama. Seperti menu aneka racikan minuman terutama teh serta nasi kucing.

Baca Juga:  Jembatan Terpanjang Jateng Ternyata Ada di Tol Semarang-Solo

Hik yang juga dikenal dengan sebutan wedangan dan angkringan ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda asal Jawa Tengah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Baca Juga:  Tiket Masuk Candi Borobudur Rp750.000, Tarif Rombongan Jadi Berapa?

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya