SOLOPOS.COM - Tim Mapala Gapadri ITNY mengeksplorasi Luweng Jomblang, Ngejring, Gendayakan, Paranggupito, Wonogiri, untuk menemukan sumer air, akhir 2019 lalu. (Istimewa/Mapala Gapadri ITNY)

Solopos.com, WONOGIRI — Air di Luweng Jomblang Ngejring, Dusun Ngejring, Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri sudah bisa dimanfaatkan warga beberapa dusun sekitarnya, sejak akhir 2019 lalu.

Namun, proses penyedotan air saat itu tak mudah. Bahkan, tim eksplorasi menghadapi masalah nonteknis saat memasang instalasi penyedot air. Mereka diganggu makhluk tak kasat mata, hingga akhirnya aktivitas sempat dihentikan sesaat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Air Luweng Jomblang dapat disedot berkat kerja sama Mahasiswa Pecinta Alam Ganesha Pakci Adri Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (Mapala Gapadri ITNY), Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka), Djarum Foundation, dan warga. Mapala Gapadri selaku tim eksplorasi.

Sejoli Remaja SMP Dinikahkan Gara-Gara Telat Pulang Habis Jalan-Jalan

Pembina Mapala Gapadri, Sulaiman Tampubolon, menyampaikan kendala nonteknis terjadi saat tim memasang instalasi penyedot air, seperti mesin pompa, pipa, tandon, dan lainnya. Saat bekerja tim mendengar suara orang melangkah dan suara orang mengaji. Suara itu tak wajar karena lokasi pemasangan berada di 180 meter dari mulut luweng.

Suatu ketika tim yang memasang instalasi terdiam, padahal biasanya mereka suka bercanda. Saat dipanggil dari atas pun mereka tak merespons. Lelaki yang akrab disapa Iman itu lalu memutuskan turun dan meminta mereka naik ke permukaan.

“Waktu itu saya berpikir sudah enggak betul. Kalau pekerjaan diteruskan mereka bisa celaka. Soalnya, kejadian tak wajar sering terjadi. Misalnya, alat-alat pendukung bengkok enggak bisa dipakai, padahal enggak diapa-apain,” ucap Iman kepada Solopos.com belum lama ini.

Dibantu Kyai

Selanjutnya dia menginformasikan kejadian itu kepada tokoh agama Padasuka, M. Wiyanto atau akrab disapa Gus Yayan. Kemudian ada dua kyai yang bersedia menetralisasi luweng dari “gangguan” nonteknis itu. Tim membawa keduanya turun ke luweng untuk menjaga tim yang sedang bekerja memasang instalasi.

Tim dapat bekerja dengan lancar sampai akhirnya air dapat disedot ke permukaan. Warga menyambut peristiwa itu dengan suka cita. Mereka yang menunggu di permukaan menangis bahagia saat melihat air dari luweng untuk kali pertama.

“Mungkin “penunggu” luweng waktu itu merasa terganggu karena di dalam ada suara bor, las, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Proses eksplorasi dan kisah di baliknya kami buat video dan sudah kami unggah di Youtube,” imbuh Iman.

Bantuan Rp4 Juta dari Pemkab Sragen untuk Buka Warung Hingga Beli Kambing

Warga Ngejring, Wonogiri, Lardi, bersyukur air Luweng Jomblang akhirnya bisa diangkat. Menurut dia sebelumnya pernah ada pihak yang mengeksplorasi. Namun, tim saat itu tak berhasil menemukan sumber air. Warga sangat bahagia air luweng bisa dimanfaatkan.

“Setiap kemarau kami [warga] di sini [Ngejring] selalu kekeringan selama tujuh hingga delapan bulan. Kami harus membeli air bersih seharga Rp150.000/tangki berkapasitas 5.000 liter. Selama kekeringan setiap keluarga bisa menghabiskan 10-12 tangki. Air luweng ini sangat membantu kami,” kata Lardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya