SOLOPOS.COM - Panitia penyembelihan hewan kurban di salah satu masjid di Sukoharjo kota melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dengan menggunakan masker pada Selasa (20/7/2021). (Istimewa/Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo menyebar petugas pemeriksa daging kurban (post mortem) ke sejumlah tempat penyembelihan hewan kurban pada perayaan Iduladha, Selasa  (20/7/2021). Hasilnya petugas menemukan cacing hati di jeroan hewan kurban yang disembelih di sejumlah lokasi.

Petugas yang mengetahui temuan tersebut meminta kepada mesyarakat agar menguburkan agar tak menimbulkan penyakit. Plt. Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan menyebar puluhan petugas ke masjid-masjid dan tempat penyembelihan hewan di Kabupaten Sukoharjo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Petugas tersebut disebar di 12 kecamatan. Dari hasil pemeriksaan petugas menemukan cacing hati pada hewan kurban di beberapa lokasi penyembelihan di wilayah Sukoharjo.

“Cacing hati yang ditemukan di hewan kurban baik sapi dan kambing langsung dikubur. Ini supaya tidak menyebar penyakitnya,” kata Bagas kepada Solopos.com.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Cerita Kades Birit Klaten Angkut Peti Mati Kosong Pakai Motor Dinas

Menurutnya, jeroan yang telah terinfeksi cacing hati akan berdampak buruk pada kesehatan jika dimakan. Karenanya tidak boleh diberikan kepada masyarakat. Prosesnya hati yang mengandung cacing hati dipisahkan dan dibuang dengan cara dikubur.

Dia pun meminta kepada masyarakat agar lebih hati-hati saat memasak hewan kurban, terutama organ hati. Sebab, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya, masih ditemukan pada organ hati hewan kurban penyakit cacing hati. Selain itu paru paru hewan kurban yang berpenyakit pneumonia.

“Sebaiknya apabila sudah jelas ditemukan cacing, jangan dikonsumsi. Dibuang atau ditimbun. Karena meski dimasak dengan suhu tinggi tetap tidak mati,” katanya.

Apalagi, lanjut dia masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan cacing hati di organ hewan kurban. Efek mengonsumsi cacing hati, awalnya tidak terasa apa-apa. Namun, lambat laun bisa membuat orang tersebut pusing dan mual-mual. Biasanya cacing hati ini berasal dari pakan rumput yang tertempel cacing dan dimakan oleh sapi ataupun kambing.

Baca juga: Keberatan Sanksi Denda Hingga Rp50 Juta, 13 Elemen Masyarakat Sukoharjo Surati DPRD

Kondisi ini baru dapat diketahui ketika hewan kurban yang terinfekai cacing hati dipotong, sebab tidak bisa terlihat secara kasat mata. Bagas tak memungkiri setiap kali momen penyembelihan hewan kurban selalu ada temuan masalah hati bercacing.

Meski demikian, jumlahnya terus mengalami penurunan setiap tahun setelah Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo bergerak cepat turun ke peternak dan pedagang dengan pemberian pengobatan cacing.

“Jadi hewan kurban yang sudah kami periksa dan diberi pengobatan kemungkinan besar sehat dan tidak bermasalah. Beda kalau itu didatangkan warga secara mendadak dan disembelih lepas dari pemantauan petugas. Kemungkinan muncul masalah cacing hati,” katanya.

Baca juga: Berontak, Sapi Kurban Lepas Nyemplung Got di Jalan Solo-Tawangmangu Karanganyar

Bagas menuturkan penyembelihan hewan kurban kali ini dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Petugas selain memantau penyembelihan hewan kurban, juga turut mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan yang diakukan panitia kurban. Dari hasil pemantauan dengan melibatkan Satgas Covid-19, Bagas mengatakan mayoritas pelaksanaan penyembelihan hewan kurban sudah dilakukan dengan protokol kesehatan ketat.

Penyembelihan hanya dilakukan oleh panitia untuk menghindari terciptanya kerumunan. Kemudian panitia penyembelihan menggunakan masker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya