SOLOPOS.COM - Kawasan Alun-alun Satya Negara sepi dan lengang karena Pemkab Sukoharjo masih meliburkan aktivitas CFD guna mengantisipasi penyebaran virus Corona. Foto diambil Minggu (28/6/2020). (Solopos/Indah Septiyaning Wardhani)

Solopos.com, SUKOHARJO – Sejumlah PKL yang hendak membuka lapak di area CFD kawasan Alun-Alun Sukoharjo, Minggu (28/6/2020) pagi diadang petugas Satpol PP. Hal ini dilakukan lantaran kegiatan CFD masih diliburkan.

Kepala Seksi (Kasi) Operasional dan Pengendalian Satpol PP Sukoharjo, Karyono, mengatakan sesuai kebijakan Pemkab, aktivitas CFD di kawasan Alun-alun Satya Negara masih diliburkan. Alasannya untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona di Sukoharjo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Oleh sebab itu Satpol PP lantas menggelar operasi dengan menerjunkan personel di kawasan Alun-alun Satya Negara pada Minggu pagi sejak pukul 04.30 WIB untuk menghalau PKL yang bersiap nekat berjualan di CFD Sukoharjo.

"Tadi pagi kita standby di sana dan mendapati ada beberapa pedagang yang akan berjualan. Petugas langsung mendatangi dan meminta pedagang tidak berjualan karena CFD masih ditutup," jelas Karyono.

Ciamik! Ini Spek Istimewa KRL Solo-Jogja Pengganti Prameks 

Satpol PP terus menyosialisasikan kepada masyarakat aktivitas CFD masih diliburkan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Penutupan CFD merujuk pada penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 di Kabupaten Sukoharjo yang diperpanjang hingga 31 Juli 2020.

Dengan penutupan CFD Sukoharjo ini secara otomatis PKL dilarang berjualan. Selain memantau pedagang, Satpol PP juga mengawasi aktivitas warga di kawasan Alun-alun Satya Negara. Sebab saat ini banyak orang yang masih beraktivitas di sekitar alun-alun untuk berolahraga seperti lari pagi dan bersepeda. Petugas akan menghentikan warga yang kedapatan tak menggunakan masker.

"Kami membagikan masker kepada pengunjung di alun-alun yang tidak memakai masker. Kami mengedukasi kepada masyarakat tentang tatanan kehidupan baru untuk selalu memakai masker apabila keluar rumah," katanya.

Dalam kesempatan itu, petugas pemadam kebakaran juga terlibat dalam menyemprotkan disinfektan di kawasan Alun-alun Satya Negara. Targetnya persebaran virus corona di Kabupaten Sukoharjo bisa lebih ditekan.  Apalagi kini jumlah kasus Covid-19 di Sukoharjo terus mengalami kenaikan.

Kena Razia Masker di Pasar Bunder Sragen, 18 Orang Diminta Lafalkan Pancasila, Tak Hafal KTP Disita

Kurva Positif Naik

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo merekomendasikan kebijakan pelonggaran kegiatan masyarakat dievaluasi. Hal ini menyusul naiknya grafik kasus positif Covid-19 di Kabupaten Sukoharjo.

Gugus Tugas mencatat  dalam sepekan terakhir terjadi penambahan kasus positif sebanyak 11 pasien, sehingga kini terakumulasi 91 kasus. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan, grafik kasus di Sukoharjo sempat turun awal Juni lalu. Namun terjadi peningkatan dalam sepekan terakhir.

Kisruh Perguruan Silat di Sragen hingga Rencana Tugu Dirobohkan, Apa Sebabnya?

Data kasus Covid-19 di Kabupaten Sukoharjo per 27 Juni 2020 menunjukkan adanya tambahan dua pasien, sehingga total ada  91 kasus. Dua tambahan kasus positif tersebut berasal dari Kecamatan Weru dan Bulu.

Sebanyak 91 kasus positif tersebut terdiri dari lima isolasi mandiri, tujuh isolasi rumah sehat, 10 rawat inap, 64 sembuh, dan lima meninggal dunia.

"Sejak tanggal 19 Juni sampai 27 Juni ada penambahan 11 kasus terkonfirmasi positif Corona. Sampai saat ini terakumulasi positif 91 kasus," kata Yunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya