Solopos.com, JOGJA — Raut bahagia tampak terpancar dari wajah anggota Kelompok Tani Pasir Makmur pada saat menggelar Wiwitan Pasar Lelang Cabai di Srigading, Sanden, Bantul, pada Selasa (11/10/2022).
Hal ini karena cabai yang dilelang merupakan buah manis dari kerja keras mereka selama kurang lebih setahun belakangan. Terlebih pada panen kali mereka dapat menekan biaya produksi sehingga keuntungan mereka bertambah.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Ketua Kelompok Tani Pasir Makmur, Sumarna menyampaikan, keberhasilannya dalam memanfaatkan lahan pasir sebagai media menanam cabai ini tidak lepas dari peranan progran Electrifying Agriculture dari PLN. Dengan listrik, ia dapat mengoperasikan irigasi kabut untuk melakukan penyiraman.
“Sebelum menggunakan listrik, setiap 1 hektare untuk satu kali siram membutuhkan biaya Rp85.000 untuk pembelian BBM. Dengan menggunakan listrik, biaya yang dikeluarkan hanya Rp15.000,” terangnya dalam rilis yang diterima Solopos.com.
Semenjak dilakukan pemasangan listrik oleh PLN dengan daya 134.300 Volt Ampere (VA) pada September tahun 2021 lalu, produktivitas lahan pasir miliknya dan 95 petani lainnya kian meningkat dan mendatangkan banyak untung.
Baca Juga: PLN Tuntaskan Pembangunan Gardu Induk 150 kV Sudan di Kalteng
Cabai yang ditanam dari lahan pasir ini bisa menembus pasar sampai Jakarta, Bogor, Bandung, bahkan Sumatra. Sampai dengan saat ini jumlah petani pasir di Bantul yang telah memanfaatkan listrik PLN untuk irigasi berjumlah 116 orang.
Electrifying Agriculture merupakan program yang digagas PLN dalam rangka memberikan pelayanan listrik yang mudah, terjangkau, dan andal untuk mendukung produktivitas para pelaku usaha agrikultur.
Manager PLN UP3 Yogyakarta, Ahmad Samsuri berharap program ini terus dapat berkelanjutan dan mendatangkan manfaat yang besar bagi para petani.
“Kami bersyukur Program PLN Electrifying Agriculture dapat berkelanjutan dan bermanfaat bagi petani. Semoga menjadi pionir dan terus diikuti oleh kelompok tani yang lain,” ungkapnya.
Baca Juga: Menteri ESDM Akui Transisi Energi Butuh Bantuan Pembiayaan
Tidak hanya di sektor pertanian, Electrifying Agriculture juga dapat dimanfaatkan pelaku usaha di sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan.
“Melalui program ini, para petani bisa beralih ke alat-alat dan mesin yang berbasis energi listrik, dari sebelumnya memakai bbm berbahan bakar fosil yang lebih mahal dan tidak ramah lingkungan. Dengan produktivitas yang meningkat dan dapat menekan biaya operasional, maka kesejahteraan petani semakin meningkat,” imbuhnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bantul, Bambang Guritno mengapresiasi dukungan PLN yang telah melakukan pemasangan listrik untuk para petani pasir di wilayahnya ini.
Harapannya dapat berpengaruh positif kepada kesejahteraan masyarakat khsusnya di Srigading dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantul ikut meningkat.