SOLOPOS.COM - Susan, warga Blitar yang berniat menjual kafe dengan bonus dirinya sebagai istri. (detik.com)

Solopos.com, BLTAR - Membeli kafe di Blitar bisa mendapatkan bonus istri. Ya, hal itu bisa terjadi lantaran seorang warga Blitar bernama Susan berniat menjual kafenya dan pembeli bisa mendapatkan bonus mempersunting dirinya.

Susan memiliki kafe di Jalan Merapi 32 Desa Darungan Kelurahan Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Kafe bernama Cafe Campuz itu berdiri di atas lahan seluas 750 m² ini, diklaim paling besar dan ramai di wilayah Wlingi. Susan berniat menjual kafe itu seharga Rp2,9 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terkait bonus istri saat membeli kafe, Susan mengaku tak main-main atau cuma mencari sensasi. Susan sendiri merupakan seorang janda karena telah bercerai dengan suaminya empat tahun silam.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Perekam Video Aksi Borong Mobil Warga Sumurgeneng Tuban: Iseng-Iseng Kok Viral

"Beli kafe ini bonusnya saya sebagai istri. Ini saya tidak main-main, kalau ditanya orang apakah serius, pasti saya jawab malah duarius. Dengan catatan asal antara saya dan pembeli merasa cocok," katanya seperti dikutip dari detik.com, Jumat (18/2/2021).

Harga jual kafe senilai Rp2,9 miliar memang tergolong tinggi. Namun tingginya harga itu lantaran lokasi Cafe Campuz memang strategis. Kafe ini hanya sekitar 3 km utara RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, atau sekitar 5 km barat Pasar Besar Wlingi.

Dileati Bus AKAP

Kafe ini juga dilewati bus antar kota antar provinsi dan merupakan jalur utara yang menghubungkan Blitar-Malang. Meski harganya tinggi, ternyata sudah ada beberapa orang yang berminat membeli.

"Apalagi sejak ditulis media, sudah banyak yang berminat dan menghubungi saya. Bahkan ada pengusaha dari Kalimantan juga. Tinggal ngatur waktu ketemuan," lanjut Susan.

Kafe ini memiliki kapasitas pengunjung lebih dari 100 orang. Kafe ini memiliki daya tarik yang cukup mumpuni karena memiliki design ruangan yang apik dan menu makanan yang kekinian. Namun, omzet kafenya menurun karena pandemi Covid-19. Terlebih dengan penerapan PPKM.

Baca Juga: Ahli Waris Jenazah Pasien Covid-19 Wonogiri Tagih Santunan Kematian

Sebelum pandemi Covid-19 dengan waktu operasional selama 12 jam, Susan bisa memperoleh omzet sampai Rp 6 juta/hari. Namun sejak ada PPKM, omzetnya turun hanya sekitar Rp 3-4 juta/hari.

"Sudah beberapa kali sebenarnya ada yang menawar harga, terakhir ditawar Rp 2,5 miliar. Sampai saat ini proses negosiasi masih berjalan. Dan saya pun juga tidak memaksa untuk mengambil bonus istri bagi calon pembeli. Intinya kalau tidak ya tidak apa-apa," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya