SOLOPOS.COM - Warga bergotong royong mengaduk adonan Nasi Kebuli di dapur Masjid Riyadh, Pasar Kliwon, Solo, Senin (9/2/2015). Nasi kebuli khas Timur Tengah ini dipersiapkan untuk menyambut peringatan Haul Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi. (JIBI/Solopos/Reza Fitriyanto)

Haul Habib Ali di Pasar Kliwon Solo tak pernah lepas dari tradisi menyantap nasi kebuli dengan cara yang unik.

Solopos.com, SOLO — Ribuan jemaah Haul Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Habsyi mulai memadati Masjid Al-Riyadh, Kelurahan Pasar Kliwon, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Selasa (10/2/2015). Salah satu hal yang tak terlewatkan adalah makanan khas nasi kebuli.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Para jemaah yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia hingga luar negeri itu mulai berebut tempat di dalam masjid. Acara Haul Habib Ali dimulai dengan pembacaan Surat Yasin, mauidho hasanah (nasehat kebaikan) hingga sholawat nabi baru dimulai pukul 09.00 WIB. Namun, para jemaah sudah memenuhi masjid sejak pukul 06.00 WIB.

Jemaah yang tak dapat tempat pun memilih duduk di trotoar jalan hingga di tengah Jl. Kapten Mulyadi. Jemaah yang rata-rata menggunakan sarung, baju koko warna putih dengan peci dikepala itu rela berdiri berjam-jam mengikuti prosesi Haul Habib Ali.

Tikar daur ulang sampah plastik berukuran 40 cm x 20 cm yang dijual pedagang asongan pun laris manis di borong para jemaah. Tikar plastik yang dibeli jemaah senilai Rp5.000 sampai Rp10.00 itu kemudian dijadikan satu supaya mampu memuat tempat duduk banyak orang.

Tepat pukul 09.00 WIB pengeras suara masjid berbunyi pertanda acara Haul Habib Ali dimulai. Para jemaah yang sebelumnya berada di kawasan Alun-alun Kidul (Alkid) pun langsung bergagas menuju Masjid. Dalam waktu sekejab halaman masjid pun penuh dipenuhi ribuan jemaah.

Acara haul dibuka dengan membaca Surat Yasin, tahlil, membacanakn sejarah singkat hidup Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Habsyi, tausiah hingga doa penutup. Acara yang dinanti-nanti para jemaah pun tiba, yakni berebut makan nasi kebuli. Banyaknya jemaah yang berebut nasi kebuli membuat panitia harus ekstra keras dalam membagikan nasi. Dalam waktu sekitar 30 menit nasi kebuli khas Timur Tengah itu habis.

Banyak jemaah yang tidak kebagian nasi kebuli. Tepak (nampan) yang digunakan untuk menyajikan nasi Kebuli itu seharusnya hanya untuk lima jemaah. Namun, kali ini untuk 20 jemaah. Bagi jemaah hal itu tidak masalah yang terpenting bisa berbagi makan bersama.

“Karena makanan [nasi kebuli] terbatas, setiap 20 jemaah hanya boleh mengambil satu suapan makanan,” ujar Muhammad Mahfud jemaah asal Kalimantan ketika ditemui Solopos.com, Selasa.

Ditemui terpisah, Salah seorang keluarga Habib Alwi, Mustofa Mulahela mengatakan acara haul dipimpin langsung oleh Habib Jindan dari Jakarta. Ini adalah haul ke-110 Habib Ali. “Mauidho hasanah dan doa pimpin langsung oleh cicit Habib Ali, yakni Al-habib Alwi Bin Anis Bin Alwi Bin Ali,” kata dia.

Dia mengucapkan terimakasih kepada Wali Kota Solo beserta jajaran lainnya yang membantu kesuksesan acara ini. Untuk tamu yang hadir dari luar negeri yakni Singapura, Malaysia, Oman, dan Yaman. Mantan Menteri Sosial Salim Assegaf Al Jufri ikut hadir dalam haul ini.

“Puncak acara haul adalah Peringatan Maulid Nabi Muhamamd SAW yang digelar hari ini [Rabu} pukul 05.00 WIB,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya