SOLOPOS.COM - Kondisi lokasi sangat rawan longsor di Damon, Hargorejo, Tirtomoyo, Wonogiri, Senin (27/2/2018). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI -- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah memberi peringatan kepada kabupaten dan kota di Jawa Tengah terkait kewaspadaan terhadap bencana tanah gerak selama musim hujan, salah satunya yakni wilayah Wonogiri.

Berdasarkan surat yang ditujukan kepada bupati dan walikota tersebut, tentang perihal antisipasi tanah bergerak, menyebutkan sebagian besar wilayah Wonogiri berpotensi terjadi gerakan tanah dengan skala menengah hingga tinggi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan kewaspadaan terhadap bencana tanah bergerak sebagai antisipasi atas kondisi curah hujan yang cukup tinggi.

Pemkab Wonogiri Akhirnya Keluarkan Aturan Saat Nataru, Begini Isinya

Sebagian besar wilayah Wonogiri kriteria hujan berkisar 301-400 milimeter. Sedangkan bagian timur laut Wonogiri berkisar 401-500 milimeter.

Bambang mengatakan, pihaknya telah memetakan daerah atau wilayah mana saja yang berpotensi terjadi tanah bergerak di Wonogiri. Di antaranya, Kecamatan Tirtomoyo, Slogohimo, Kismantoro, Batuwarno, Sidoharjo, Purwantoro dan lain sebagainya.

"Sudah kami petakan mana yang rentan terjadi tanah bergerak dan mengakibatkan longsor. Bahkan pemetaan kami sudah detail sama ke tingkat desa. Misal kalau di Batuwarno itu yang potensi terjadi tanah gerak di Desa Ronggojati. Begitu juga dengan kecamatan lainnya," kata dia kepada Solopos.com, Minggu (20/12/2020).

Ia mengatakan, pada dasarnya kewaspadaan terhadap fenomena tanah bergerak harus dilakukan selama musim penghujan berlangsung. Namun kewaspadaan harus lebih ditingkatkan saat terjadi fenomena La Nina.

"Informasi yang kami terima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika [BMKG], fenomena La Nina terjadi hingga Januari 2021. Dimana curah hujan akan meningkat dari 20 persen hingga 40 persen," ungkap dia.

Desa Tangguh Bencana

Selain sudah memetakan daerah mana yang rentan terjadi tanah bergerak, kata dia, pihaknya juga telah mendorong desa yang berpotensi terjadi bencana tanah bergerak untuk membuat Desa Tangguh Bencana atau Destana.

Pergerakan tanah, menurut Bambang, terjadi karena kejenuhan air. Setiap terjadi rekahan atau lubang, air masuk ke dalamnya. Air akan melarutkan tanah dan menjadi lumpur. Kemudian lumpur akan mendorong tanah ke bawah.

"Tanah longsor dan tanah bergerak hampir sama. Kalau tanah longsor durasinya lebih cepat dan terjadi di daerah curam. Kalau tanah bergerak biasanya terjadi di daerah landai," kata dia.

Tambah Terus, Total 125 Pasien Positif Covid-19 di Sukoharjo Meninggal

Bambang juga mengimbau kepada masyarakat Wonogiri yang tinggal dan beraktivitas di pesisir perairan selatan diimbau untuk selalu berwaspada. Badan Meteorologi Kalimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Pulau Jawa.

Peringatan dini gelombang tinggi tersebut berlaku mulai 20 Desember 2020 pukul 07.00 WIB hingga 22 Desember 2020 pukul 07.00 WIB. Adapun potensi tinggi gelombang mencapai 2,5 meter hingga empat meter.

Telah diketahui, terdapat wilayah Wonogiri yang berbatasan langsung dengan perairan selatan. Wilayah tersebut yakni Kecamatan Paranggupito. "Kami imbau para nelayan, warga sekitar pantai, petani sekitar pantai dan para wisatawan yang nekat ke wilayah pantai agar lebih hati-hati," kata Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya